Umroh Badal untuk Pahlawanku
tantangangurusianah+36
Bismillahirrahmanirrahim
Umroh Badal untuk Pahlawanku
Umroh Kedua ini bisa dikhususkan atau diniatkan untuk keluarga kita yang sudah meninggal, Umroh Badal namanya.
Kegiatan ibadah yang dilakukan sama dengan umroh pertama , yaitu niat badal umroh, tawaf, sa'i dan tahalul. Aku meniatkan untuk nenekku, yang telah meninggal waktu aku masih kecil.
Disaat semua orang memanggilku hitam, hanya nenekku yang mengatakan "Hitam-hitam kereta api, biar hitam banyak yang antri" hehehe... Nenekku juga yang selalu menjadi penolongku saat aku dimarahi mamaku. Aku bisa berlindung dibelakangnya, Nenekku Pahlawanku.
Disaat yang sama pada umroh kedua ini. Mama memintaku untuk mengantarnya mencium Hajar Aswad. Dengan strategi yang cukup meyakinkan dan niat berbakti pada orang tua Umroh kedua aku akan mengantarkan mama mencium Hajar Aswad begitu juga denganku.
Niat telah ku azamku untuk neneku tercinta. Sementara' mamaku hanya ikut tawaf saja. Tawaf pertama aku mengikuti rombongan. Tawaf kedua aku sudah memposisikan diri berada ditengah lautan manusia. Tawaf ketiga aku dan mama sudah berada dibarisan paling dalam hampir menempel Ka'bah. Pada tawaf ke empat aku dan mama bisa mencium Hajar Aswad. Aku luapkan semua gundah dihatiku. Hanya beberapa detik seseorang menarikku dan aku menarik mamaku.
Aku segera menjauh dari Hajar Aswad dan meneruskan tawaf ke lima, enam dan terakhir. Dan kembali mendekat untuk shalat sunah di Hijir Ismail. Memang perjuangan untuk mencapai Hajar Aswad benar-benar penuh misteri dengan segala keridhoan dari Alloh. Aku bersujud syukur karena Alloh telah mempermudahkan usaha aku dan mama.
Aku dan mama terpisah dari rombongan. Dan aku tahu ini adalah resikonya terlepas dari rombongan. Aku melihat wajah mamaku yang sangat lelah. Aku mengambilkan air zam-zam untuknya dan untukku. Sejenak aku memberikan waktu untuk beristirahat. Kemudian aku menanyakan mama, apakah mama mau melanjutkan sa'i bersamaku. Namun mama sudah tak sanggup lagi untuk melanjutkan sa'i.
Aku harus melakukan sa'i seorang diri. Aku meminta mama untuk menungguku di tempat shalat yang berada di Shafa. Kembali aku kuatkan niat untuk sa'i sendiri. Rasanya berbeda sekali ketika melakukan sa'i bersama dengan rombongan. Sepanjang Shafa dan Marwah aku bisa berdoa secara khusus bahkan menangis terus sepanjang putaran.
Bagai anak kecil yang kehilangan mama. Aku mengadu semua kepada Alloh. Aku memohon ampun atas segala dosa-dosa yang telah aku lakukan selama hidup. Aku menangis dan memohon keridhoan Allah untuk apa yang selama ini aku perbuat. Sa'i kali ini lebih kuresapi dan membuat hatiku damai.
Ketika putaran sa'i kelima, aku bertemu dengan rombongan ku. Tetapi mereka telah mencapai putaran sa'i ke tujuh. Berarti aku tidak bisa bergabung dengan rombongan. Aku melanjutkan sa'i ku sampai ke tujuh. Melakukan tahalul sendiri. Sungguh aku tidak akan pernah tahu apakah ibadah umrohku ini sah. Aku hanya mengikuti panduan dari buku dan pengalaman umroh pertama.
Semoga Allah menerima umroh keduaku yang aku khususkan untuk Nenekku. Pahalanya bisa tercurahkan untuk nenekku. Aku juga ingin menjadi Pahlawan untuk Nenekku.
Aamiin...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar