SIKECU 1
Sore itu aku masih bersama si bebek putih, hilir mudik dijalan raya terus berpacu dalam kejuaraan balab - balab liar desisku dalam hati yang hanya bisa melaju di kecepatan empat puluh, namun sedikit membuatku gemetar karena sore itu hari tampak sangat mendung angin bertiup begitu kencang hingga selembar kain yang kulilit untuk menutupi helaian - helaian mahkotaku tersingkap membuatku harus menghentikan kecepatan yang sudah sangat lamban itu lalu ku gendong ransel merahku agar kain itu tak tersingkap kemudian akupun mulai memacu kecepatanku sedikit lebih kencang agar segera sampai dirumah.
Dijalanan Aku ingat pesan lelakiku pagi itu , segera pulang jika sudah selesai karena lelakiku ingin menyelesaikan perjuangannya setelah shalat ashar disebidang tanah warisan yang kami tanami padi. hatiku semakin kacau mengingat pesan itu karena gadis kecilku yang masih berusia tiga tahun enam bulan itu hanya dititipi kepada kedua anak lelakiku yang masih SD yang aku tau mereka selalu asyik bermain sampai lupa dengan adiknya. dijalan daun- daun terus berterbangan orang- orang setempat juga sibuk dengan cuaca yang sangat ekstrem saat itu , akupun semakin berdebar yang aku bayangkan adalah bagaimana ketakutan gadis kecilku saat itu tanpa pengawasan orang tuanya. akhirnya akupun sampai tapi tak ku dapati seorangpun dihalaman belakang rumahku.
Hujanpun akhirnya turun dengan sangat deras, akupun segera memarkirkan si bebek putih diteras belakang rumah, saat itu juga petir menyambar dengan petikan kamera yang menyilaukan serentak dengan suara pekikan gadis kecilku , aku kenal suara itu ku langkahkan kaki seribuku untuk mencari keberadaannya akhirnya ku dapati gadis kecilku berada di balik pintu akupun memeluknya iapun menangis dipelukanku, ku tanya kenapa adek nangis ? dia bilang "ayah jahat katanya" kenapa? ayah cuma mau cium mami aja ,gak mau cium adek" . wadidau...oooo akhirnya akupun lega .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih pak. Salam literasi juga buat bapak. Pentigraf perdana pak. Wkwkwk
Makasi kk. Semangat menulis kita ya kk. Mulai membiasakan diri untuk profesi di hari tua.
Pentigraf sekejap namun sangat mengerjap...keren Nay..
Pentigraf sekejap namun sangat mengerjap...keren Nay..