Dari penuturan Abu Umamah yaitu Iyas bin Tsa'labah al-Anshari al-Haritsi r.a, ia menuturkan: Suatu hari, para shahabat Rasulullah ﷺ membicarakan masalah keduniaan di sisi beliau. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, “Bukankah kalian mendengar, bukankah sudah mendengar bahwa hidup sederhana termasuk dari keimanan, bahwa hidup sederhana termasuk dari keimanan” maksudnya, hidup sederhana dan tidak bermewah-mewah (H.r. Abu Dawud). 

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam bagian-bagian awal tema “At-Tarajjul” (Keperkasaan), hadis nomor 4161. 

Bahasa Hadis

Badzadzah (hidup sederhana): secara bahasa berarti keadaan serba kusut dan tidak pernah mengenakan pakaian yang bagus. Tagahhul (tidak bermewah-mewah): menurut ahli bahasa, artinya kering kulitnya—karena hidupnya yang serba kasar—dan meninggalkan kemewahan dalam segala hal. 

Hikmah Hadis

1. Anjuran untuk bergaya hidup sederhana, dan tidak terlalu memikirkan kemewahan dan kenikmatan yang bersifat duniawi. Leluasa dan terlena dalam kelezatan dunia sering kali menghalangi manusia untuk mencari kesempurnaan dalam beragama dan menurunkan kepedulian mereka dalam memenuhi ajakan jihad.

2. Hadits ini juga sebagai pelipur lara bagi sahabat yg  hidup sederhana/miskin dan serba kekurangan. Bahwa mereka kelak akan mendapatkan pahala yg banyak  disebabkan mereka telah bersabar dan bisa menjaga kehormatannya dengan tidak meminta minta. 

3. Hadits ini juga bukan menganjurkan seseorang untuk senang dalam keadaan miskin, melainkan memberikan pengertian bahwa pahala yang disediakan Allah SWT bagi mereka diakherat adalah lebih baik dari apa yang diterima manusia di dunia yang fana ini

4. Kesederhanaan, sebagaimana dalam hadis ini, tidak berarti mengabaikan kebersihan, karena kebersihan itu sendiri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keimanan.