Jitamen
Anak kecil memang punya bahasanya sendiri dan hanya orang-orang tertentu yang memahaminya. Kadang perkataan mereka jadi bahan candaan di keluarga. Seperti yang dialami keluarga besar saya waktu saya masih muda. Eh, sekarang juga masih muda ding hihi....
Waktu itu, depan rumah kami adalah rumah kakak sepupu yang biasa kami panggil Wa Haji Mo. Beliau suka membagikan jajanan ke anak-anak, kadang permen, kue-kue dan sebagainya. Suatu hari, ponakan saya yang masih balita dan belum jelas bicaranya mendekati beliau dan berkata, “Jitamen.”
Wa Haji dan orang-orang di sekitarnya bingung dengan perkataannya. Apalagi karena ga diberi apa yang dia minta, maka makin tinggi nada bicara ponakan saya. Hampir teriak dia berkata, “JITAMEN!”
Untunglah ayahnya datang dan menjelaskan maksud perkataannya. Tenyata Jitamen itu maksudnya, Wa Haji minta permen! Sontak semua tertawa. Akhirnya perkataan itu menjadi abadi di keluarga kami. Kalau kami nyekar ke makam Wa Haji, kompak kami berkata, “Jitamen!” Haha....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hahaha.. Aya-aya wae Teh.. Asli keren dan lucu.. Sukses selalu
Jangan-jangan yang bilang jitamen sekarang sudah punya balita juga.
Anak cerdas, humoris ya Bu
Hehehe...keren. Sukses selalu untuk Ibu
Namanya unik
Haha...masih teringat. Jangan2 almarhumah di sana tertawa juga
O ...minta permen to?
Hahahaha sebutan yang menarik