Ernawati, S.Pd.SD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Berbagi Aksi Nyata tentang Keyakinan Kelas
Disiplin positif dan lingkungan positif membentuk budaya yang positif

Berbagi Aksi Nyata tentang Keyakinan Kelas

 

 Berbagi Aksi Nyata Budaya Positif

 

Budaya positif sekolah adalah suatu budaya sekolah yang mampu mendorong semua warga sekolah untuk memiliki kebiasaan baik, kepribadian unggul dan berbudi pekerti. Budaya positif di sekolah tidaklah terbentuk dengan sendirinya, melainkan dibangun dari kebiasaan-kebiasaan baik dari seluruh warga sekolah, baik murid, guru, tendik, maupun wali muridnya. Disiplin dan keteladanan yang diberikan oleh guru, besar dampaknya untuk percepatan pembentukan budaya positif di sekolah. 

Secara sederhana budaya positif dibangun dari disiplin positif yang tertanam dalam di jiwa warga sekolah. Terutama murid sebagai aset utama dan tujuan utama penerima pendidikan.

Sekolah kami, SD Negeri 9 Karangharjo yang berlokasi di tangah perkebunan tebu, berusaha membangun budaya positif melalui pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan setiap hari secara rutin. Terkandung maksud agar terjadi internalisasi nilai baik dalam diri anak yang akan berguna dalam kehidupannya kelak.

           Dimulai dengan membiasakan murid melaksanakan kegiatan pagi secara rutin. Antara lain senam pagi sebelum pembelajaran dengan memahamkan arti dan manfaat senam secara sungguh-sungguh bagi pertumbuhan fisik anak. Guru piket juga mengikuti senam sebagai upaya memberi teladan bagi murid. Supaya tidak  muncul anggapan bahwa guru hanya pandai dalam berpetuah tetapi juga pandai melaksanakan.

Kegiatan senam dirangkai dengan menyanyikan lagu wajib nasional dengan sikap yang khidmad. Sebagian siswa mengikuti gerakan dirijen memimpin menyanyikan lagu tersebut.  Tujuannya adalah agar setiap siswa memahami birama dan irama dari lagu, juga terampil menjadi dirijen yang apabila dibutuhkan setiap saat selalu siap.

Kegiatan senam dirangkai dengan menyanyikan lagu wajib nasional dengan sikap yang khidmad. Sebagian siswa mengikuti gerakan dirijen memimpin menyanyikan lagu tersebut.  Tujuannya adalah agar setiap siswa memahami birama dan irama dari lagu, juga terampil menjadi dirijen yang apabila dibutuhkan setiap saat selalu siap.

 

Kegiatan pagi diakhiri dengan berdoa bersama secara  khusyuk dan ikhlas. Adab berdoa yang baik diharapkan tertanam dalam diri anak dan terbawa hingga dewasa kelak. Sesederhana apapun doa, bila dimohonkan dengan kerendahan hati maka akan membawa manfaat untuk yang luar biasa.

Berbaris dengan tertib akan mengantar anak pada kebiasaan tertib, mengantri sesuai giliran. Di sini ada pembelajaran menghormati hak orang lain dan upaya mencerdaskan emosional anak saat mengantri. Sabar sebelum tiba gilirannya.

Secara sederhana budaya positif dibangun dari disiplin positif yang tertanam dalam di jiwa warga sekolah. Terutama murid sebagai aset utama pendidikan. Salah satu strategi untuk menguatkan disiplin positif murid adalah dengan membentuk sebuah keyakinan di kelas masing-masing dengan panduan guru. Bukan lagi sebuah aturan yang ketat dan mengikat. Lalu bagaimana bisa disiplin kalau aturan tidak ada dan tidak ditegakkan?

Aturan bersifat mengikat dan memliki kecenderungan untuk dilanggar, karena sifatnya yang top down. Berbeda denngan keyakinan kelas yang dibentuk bersama warga kelas, yakni guru dan murid.

Dalam keyakinan kelas siswa mengajukan usulan mengenai apa yang ingin dicapai tentang kelasnya. Apa yang diinginkan murid tentang apa yang harus dilakukan oleh guru.

Strategi yang lain untuk menguatkan disiplin positif murid adalah dengan membentuk sebuah keyakinan di kelas masing-masing dengan panduan guru. Bukan lagi sebuah aturan yang ketat dan mengikat. Lalu bagaimana bisa disiplin kalau aturan tidak ada dan tidak ditegakkan?

Aturan bersifat mengikat dan memliki kecenderungan untuk dilanggar, karena sifatnya yang top down. Berbeda denngan keyakinan kelas yang dibentuk bersama warga kelas, dengan melibatkan guru dan murid.

Dalam keyakinan kelas siswa mengajukan usulan mengenai apa yang ingin dicapai tentang kelasnya. Apa yang diimpikan murid tentang kelasnya. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan murid maupun guru di dalam kelasnya.  Hal tersebut kemudian akan disepakati  dan diikuti dengan komitmen serta konsekuensi yang jelas.

Kelas saya sudah membuatnya, sebagai contoh bagi kelas lainnya nanti. Perubahan konkrit yang ditunjang dengan perubahan sikap yang signifikan pada siswa maka secara perlahan praktik baik tentang budaya positif yang kita tanamkan akan akan menarik rekan sejawat untuk menerapkan dikelasnya masing-masing.

 

Diawali dengan curah pendapat siswa tentang kelas seperti apa yang mereka inginkan, kemudian mereka menuliskan pada kertas posh it dan menempelkannya di papan tulis.

Kertas posh it yang berisi impian murid tentang kelas yang diinginkannya ditempelkan sampai tuntas. Kemudian guru bersama dengan murid membaca ulang tulisan tersebut, dan mengeliminasi yang bermakna sama.

 

Guru menulis ulang dan merumuskan dalam kalimat yang positif serta menghindar dari kata ‘jangan” atau “dilarang”.

Nah, rumusan keyakinan kelas telah dibuat. Saatnya guru merapikan dan menulisnya dengan indah untuk dipajang di tempat yang dapat tterbaca oleh murid. Dengan keyakinan kelas yang mereka buat dan mereka sepakati maka akan mudah mengingatkan murid pada kedisiplinan positif yang diharapkan akan menjadi budaya positif.

Setelah keyakinan kelas terbentuk di kelas saya, dan mulai terlihat perubahan positif atas sikap murid-murid, maka saya memberanikan  diri untuk mengimbaskan pada rekan sejawat. Sambutan baik dari mereka, dan ditentukanlah waktu unttuk melaksanakan desiminasi mini di sekolah, yang diikuti oleh semua guru dan tenaga pendidikan.

 Harapan besar saya dari sebuah usaha kecil, yakni rekan sejawat dapat membuat keyakinan kelas dan menerapkan disiplin positif di kelasnya. Sehingga menjadilah disiplin positif sekolah yang membudaya, dan membawa pada sekolah berbudaya positif.

 

 

Kolaborasi, adalah salah satu pembiasaan  baik yang harus menjadi kebiasaan dan budaya positif bagi anak. Dimana kelak ia akan hidup membaur dengan masyarakat, menghadapi segala tantangan zaman yang kompleks, dan akan lebih mudah bila dihadapi dengan saling bekerja sama dan berkolaborasi dalam banyak hal.

Proses merumuskan kelas impian, untuk membangun disiplin positif dari dalam diri

Budaya antri harus ditanamkan sejak dini sebagai pembiasaan yang akan menjadi karakter baik bagi murid.

Mengucap syukur dan permohonan dengan khusyuk dan ikhlas dibiasakan setiap hari. Supaya mereka akan  memiliki sifat rendah hati dan jiwa yang ikhlas.

Kata Kunci : keyakinan kelas, disiplin positif, budaya positif

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post