Ernawati, S.Pd.SD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi
Keunikan merupakan kodrat alam sebagai potensi untuk mewujudkan visi sekolah merdeka

Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

A. Pembelajaran Berdiferensiasi

Apa yang terlintas di benak anda manakala mendengar kata berdiferensiasi?

Kata diferensiasi yang sering kita dengar berasal dari bahasa bahasa Inggris, yakni different yang artinya berbeda. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diferensiasi berarti pembedaan. Dan kata berdiferensiasi bermakna mengandung maksud berbeda, beragam, atau bervariasi.

Sesuai dengan fitrahnya, setiap anak memiliki kodrat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dan akan tampak indah manakala kita sebagai guru mampu mengakui keberagaman tersebut, dan dapat melayani murid dengan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan serta minatnya.

Lalu bagaimana dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi?

Dalam Tomlinson (2001:1), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas yang bertujuan memenuhi kebutuhan belajar setiap murid. Tetapi yang perlu dipahami, bahwa pembelajaran berdiferensiasi itu:

· Bukan mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid yang memiliki kebutuhan berbeda.

· Bukan memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan dengan yang lain.

· Guru tidak mengelompokkan murid yang pintar dengan yang pintar, dan yang kurang dengan yang kurang.

· Guru tidak memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.

· Guru juga tidak membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus.

· Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran individual, pembelajaran yang semrawut (chaotic)

· Pada pembelajaran diferensiasi kelompok tidak homogen tetapi bersifat fleksibel (Flexible Grouping)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dengan berorientasi pada kebutuhan murid.

Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan :

1. Bagaimana mereka menciptakan lingkunganyang “mengundang” bagi murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.

2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefunisikan secara jelas.

3. Penilaian yang berkelanjutan.

4. Bagaimana guru merespon kebutuhan belajar muridnya.

5. Manajemen kelas yang efektif.

Pembelajaran berdiferensiasi mencampurkan semua perbedaan untuk meraih tujuan pembelajaran yang sama, membuat ide dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari. Dengan kata lain bahwa pembelajaran diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil setiap murid, sehingga murid akan lebih belajar dengan efektif.

Guru harus proaktif menemukan dan melakukan perencanaan dengan berbagai cara untuk mengekspresikan bagaimana murid-muridnya bisa belajar. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kebutuhan belajar murid dapat dikategorikan dalam 3 aspek, yaitu :

1. Kesiapan belajar Readiness (Tingkat keterampilan dan pemahaman dari masing-masing murid, koten dan konsep yang dipelajari)

2. Minat Interest (hobi, kesukaan, dan ketidaksukaan)

3. Profil Belajar Learning profile (antara lain gaya belajar auditori, visual dan kinestetik)

Ada 3 Strategi yang diterapkan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi, yakni

1. Pembelajaran Berdiferensiasi Konten ( Komponen Isi)

a. Menggunakan bahan bacaan pada berbagai tingkat keterbacaan.

b. Sedia bahan ajar pada kaset.

c. Menggunakan daftar kosakata untuk mengetahui tingkat kesiapan murid.

d. Mempresentasikan ide melalui sarana pendengaran dan penglihatan.

e. Menggunakan tema bacaan.

f. Menggunakan kelompok kecil untuk mengajarkan kembali ide atau keterampilan

pada murid yangmengalami kesulitan, serta pertimbangan atau keterampilan

peserta didik yang sudah menguasai

2. Pembelajar berdiferensiasi proses

a. Menggunakan kegiatan berjenjang semua murid bekerja dengan pemahaman dan keterampilan yang sama serta melanjutkan dengan berbagai tingkat dukungan tantangan dan kompleksitas.

b. Menyediakan pusat minat yang mendorong murid mengeksplorasi diri Mengembangkan agenda pribadi atau daftar tugas yang ditulis oleh guru yang harus diselesaikan selama waktu yang ditentukan.

c. Menawarkan dukungan langsung lainnya bagi murid yang membutuhkan.

d. Memvariasikan waktu yang disediakan pada murid untuk menyelesaikan tugasnya.

3. Pembelajaran berdiferensiasi produk

a. Memberi murid pilihan cara mengekspresikan kebutuhan pembelajaran (i membuat pertunjukan boneka menulis surat atau membuat puisi).

b. Menggunakan rubrik yang cocok dan memperluas keberagaman tingkat keterampilan murid.

c. Membolehkan murid bekerja sendiri atau berkelompok kecil untuk menuntaskan tugas.

d. Mendorong murid untuk membuat tugas mereka sendiri.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar seluruh murid. Murid dengan minat yang berbeda, dengan gaya belajar yang berbeda, serta dengan kemampuan yang berbeda, akan dapat dengan nyaman belajar sesuai dengan posisi mereka. Sehingga hal tersebut akan berkorelasi positif terhadap hasil kerja dan memperoleh hasil belajar yang optimal.

B.Kaitan materi pembelajaran berdiferensiasi ini dengan modul-modul pada pendidikan guru penggerak terdahulu

Koneksi dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah mengenai kodrat alam dan kodrat zaman. Dimana setiap murid itu memiliki karakter yang unik dan beragam. Hal inilah yang menjadi bahan dan obyek pembahasan dalam pmembelajaran berdiferensiasi. Bahwa keunikan mereka keberagaman mereka merupakan kebutuhan murid yang harus dipenuhi oleh guru. Sedangkan menurut kodrat zaman, guru tidak hanya melakukan proses pembelajaran dengan cara yang sudah lazim, misalnya menggunakan papan tulis saja.

Guru harus berinovasi, mengkombinasikan berbagai metode dan media pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid yang berbeda. Pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan zaman, misalnya dengan menggunakan video pembelajaran yang diupload di YouTube, menggunakan video tiktok, atau audio visual lainnya.

Hal tersebut dapat mewujudkan merdeka belajar, karena setiap murid yang terlahir istimewa dengan keunikannya masing-masing dapat terlayani dengan pembelajaran berdiferensiasi. Sebuaah solusi agar murid dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat memperoleh kesempatan belajar yang sesuai dengan minat dan profil belajarnya

Pembelajaran berdiferensiasi akan dapat terwujud apabila guru penggerak telah memiliki nilai guru penggerak dan mampu menerapkan peran guru penggerak secara maksimal. keberpihakan pada murid untuk mewujudkan profil belajar Pancasila merupakan hal yang harus dilakukan demi mewujudkan merdeka belajar.

Guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh ekosistem sekolah sehingga mampu mendukung perkembangan murid berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajarnya. Kekuatan berbeda yang dimiliki oleh murid dan warga sekolah merupakan potensi yang dapat diangkat menggunakan paradigma perubahan berbasis kekuatan BAGJA dengan pendekatan inkuiri apresiatif untuk mewujudkan visi murid merdeka sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Pembelajaran berdifferensiasi membutuhkan lingkungan belajar yang positif yakni lingkungan di mana satu guru mampu menjadi manajer yang baik sehingga plan pembelajaran yang terjadi menjadi efisien dan tidak semerawut. Setiap individu merasa diterima dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Setiap individu merasa aman saling menyayangi dan saling menghargai.

Adanya budaya kolaborasi antara guru dengan murid dan murid dengan murid dalam proses pembelajaran berdiferensiasi. Jadi Budaya positif di sekolah akan terbentuk melalui kepiawaian guru dalam mengelola dan memenuhi setiap kebutuhan murid dengan cara yang tepat dan akurat. Hal tersebut mempercepat terwujudnya impian sekolah, yakni visi sekolah merdeka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post