Pentingnya Guru Memiliki Kompetensi Sosial Emosional
Koneksi Antar Materi
Pentingnya Guru Memiliki Kompetensi Sosial emosional (PSE)
Apakah Bapak Ibu Guru pernah merasakan cemas, marah, kesal, dan stress dalam menghadapi tekanan pekerjaan? Menghadapi beragam tingkah laku murid, tugas mengajar, mengoreksi tugas murid, belum lagi kalau ada tugas lain di luar tugas rutin di sekolah. Sebagai panitia di suatu kegiatan misalnya.
Dengan banyaknya tanggung jawab yang harus kita selesaikan dalam satu waktu yang sama, tentu akan menguras energi dan pemikiran kita. Sehingga akibatnya, kita tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan optimal, sulit untuk berkonsentrasi, bahkan kadang kita kurang sabar saat berkomunikasi dengan murid atau orang lain. Hal demikian dapat pula terjadi pada murid-murid.
Nah, untuk menghadapi situasi yang kompleks ini, seorang guru membutuhkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan profesional maupun personalnya. Bapak Ibu guru perlu memiliki Kompetensi Sosial Emosional (KSE) melalui Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Lalu apa itu pembelajaran sosial emosional dan apa kaitannya dengan materi Calon Guru Penggerak pada modul-modul sebelumnya (Filosofi KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru penggerak, Budaya Positif, dan Pembelajaran Berdiferensiasi)?
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Pengetahuan yang dibelajarkan pada murid bersifat konstruktif, semua prosesnya bersifat relasional dan menarik perhatian. Perhatian merupakan satu sebab yang menjadi pendorong terjadinya proses belajar.
PSE adalah apa yang akan dialami murid, apa yang dipelajari murid, bagaimana guru mengajar, dan bagaimana pula guru memberi pengalaman pada murid. PSE merupakan proses pembelajaran yang dimulai dari pembentukan kesadaran dan kontrol diri, kemampuan komunikasi yang dilakukan secara kolaboratif antara siswa dan guru guna mengembangkan pengetahuan keterampilan dan sikap atau nilai-nilai.
Pembelajaran Sosial dan Emosional dikembangkan menggunakan pendekatan kesadaran penuh atau mindfulness. Melalui pendekatan tersebut, akan muncul perasaan tenang, stress berkurang, mudah belajar, dan mudah mengingat, serta pikiran menjadi jernih. Teknik STOP digunakan untuk menumbuhkan kesadaran penuh.
S = Stop (Berhenti sejenak)
T = Take take a deep breath (menarik nafas dalam)
O = Observe (mengamati apa yang sedang terjadi pada tubuh, pikiran, dan
perasaan)
P = Proceed (lanjutkan)
Dengan menerapkan mindfulness menggunakan teknik STOP, maka konsentrasi dan fokus akan kembali terpusat pada hal atau tugas yang kita laksanakan. Dan dalam kondisi yang sudah pulih dari kejemuan dan stres, maka semua tugas dan hasil belajar akan lebih optimal. 5 Unsur KSE yang perlu dipahami antara lain adalah kesadaran diri, pengelolaan diri (manajemen diri), kesadaran diri, keterampilan sosial, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kesimpulannya adalah bahwa mindfulness (kesadaran penuh) dapat mengantarkan unsur-unsur KSE menuju kesejahteraan psikologis dan berakhir pada well being dalam kehidupan murid.
Pembelajaran Sosial Emosional dapat dilaksanakan di luar pembelajaran atau bisa juga dijadikan budaya atau aturan sekolah, sehingga dapat menciptakan well being ekosistem pendidikan yang nyaman, sehat, dan bahagia sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.
Pendidikan seperti yang dimaksudkan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan budi pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir pembelajaran batin bersumber pada Trisakti Cipta (pikiran) rasa, dan karsa (kemauan). Sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga atau perbuatan. Pendidikan budi pekerti adalah pembelajaran siswa secara holistik Hasilnya adalah bersatunya Budi gerak pikiran dan kemauan sehingga menimbulkan tenaga atau pekerti. Keberhasilan budi pekerti terwujud dalam tajamnya pikiran halusnya rasa dan kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan. Aspek KSE yang terkait dengan ini adalah kesadaran diri, manajemen diri, dan keterampilan sosial.
Koneksi antara Kompetensi Sosial dan Emosional dengan nilai guru penggerak adalah adanya kegiatan merefleksikan pengaruhnya terhadap murid, kolaboratif, kreatif, Mandiri, reflektif, serta berpihak pada murid. Sedangkan peran guru penggerak di sini adalah sebagai coaching bagi teman sejawat, mendorong kolaborasi antar guru, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi pemimpin pembelajaran serta mewujudkan kepemimpinan pada murid. Aspek KSE yang terkait adalah pengenalan diri, keterampilan sosial, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Dengan optimalisasi nilai dan peran Guru Penggerak maka jalan menuju ketercapaian visi sekolah impian semakin terbuka. Kolaborasi dan keterlibatan semua warga sekolah sesuai dengan tupoksi masing-masing, sangatlah menentukan ketercapaian visi sekolah impian. Visi sekolah sebagai impian bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang harus mampu memberikan inspirasi motivasi dan kekuatan untuk mewujudkannya. KSE yang terlibat di sini adalah kesadaran diri, pengelolaan diri, keterampilan sosial , dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Keberpihakan pada murid akan semakin nyata dengan adanya budaya positif di sekolah. Budaya positif adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku tradisi dan kebiasaan yang dilakukan oleh guru, siswa dan semua orang yang berada di lingkungan sekolah, dengan tujuan membangun pada pembentukan karakter anak.
Seorang guru penggerak harus dapat menggunakan segala kekuatan dan potensi yang ada untuk membangun budaya positif di sekolah sesuai kebutuhan belajar siswa. Kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah mengidentifikasi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan murid. Sampai dimana murid sudah mampu mengelola diri dan emosinya, lalu KSE mana yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan murid tersebut. Dalam pemenuhan kebutuhan belajar siswa pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional dengan pendekatan kesadaran penuh atau Mindfulness teknik STOP dapat dijadikan metode dan pendekatan yang dapat mewujudkan well-being ekosistem.
Kesimpulannya adalah bahwa murid yang memiliki tingkat well-being yang optimum memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stress dan terlibat dalam perilaku sosial yang lebih bertanggung jawab. Maka dari itu jika pembelajaran sosial emosional dengan pendekatan berkesadaran penu h(mindfulness) menjadi budaya positif sekolah.
Pembelajaran berdiferensiasi akan mudah diterapkan karena anak lebih fokus semangat tanggung jawab melaksanakan tugas dan pekerjaannya, murid akan bahagia karena pembelajaran yang disajikan sesuai dengan kebutuhan, minat dan profil belajarnya. Oleh karena itu dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional dengan pendekatan berkesadaran penuh dapat mewujudkan profil belajar Pancasila.
Semoga Bermanfaat
Salam dan Bahagia

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang sangat bermanfaat bunda Sukses selalu
Salam merdeka belajar.
Salam guru penggerak.. Salam Merdeka BelajarSalam kenal dr Tulungagung