Ernawati Sulistiyaningsih

Ernawati Sulistiyaningsih, biasa dipanggil Erna. Lahir di Purwokerto, 01 Januari. Kini mengajar di SDN POndok Bambu 01 Pagi, Jakarta Timur. Tinggal di daerah Pu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berbagi Cerita di Tantangan Menulis 90 Hari Tanpa Jeda
Pngtree

Berbagi Cerita di Tantangan Menulis 90 Hari Tanpa Jeda

#Tantangan Gurusiana #Tantangan menulis hari ke-90 Berbagi Cerita di Tantangan Menulis 90 Hari Tanpa Jeda Alhamdulillah... Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Shalawat dan doa keselamatan tercurahkan kepada sang Baginda Rosul, Nabi Agung Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabat Nabi seluruhnya. Bersyukur atas karuniaNya, Hari ini Senin, 13 April 2020, saya dan beberapa teman gurusianer telah menyelesaikan tantangan menulis 90 hari tanpa jeda. Tak mudah pastinya untuk tetap menjaga komitmen menulis tanpa henti ditengah kesibukan menjalani kewajiban sebagai pendidik, ibu rumah tangga, dan peran lainnya, dan ditambah lagi dengan kondisi wabah virus covid 19 yang mengharuskan para gurusianer tetap fokus menjalankan kewajibannya dan tetap disiplin menulis sebagai wujud pembuktian atas komitmen diri menulis setiap hari selama 3 bulan tepatnya. Dan ternyata para gurusianer satu persatu membuktikan komitmennya, bahkan beberapa dari mereka berhasil membuat karya berupa buku yang luar biasa. Tulisannya semakin receh dan penuh pesona. Saya sungguh kagum atas keberhasilan mereka. MasyaAllah Saya banyak belajar dari para gurusianer baik yang telah menuntaskan menulis 90 tanpa jeda dan mereka yang masih penuh semangat menapaki perjalanan menuju puncak piagam emas. Para Gurusianer pantas mendapat julukan AB3 "Anda Bagus Banget Baarakallah!" Tidak hanya para gurusianer, tak kalah hebatnya juga para tokoh yang jasanya luar biasa bagi keberhasilan para gurusianer mengembangkan kemampuannya, tanpa beliau, kita tak akan pernah bisa mengasah kemampuan menulis dan bahkan mewujudkan mimpi besar memiliki karya berupa buku. Kesempatan baik ini saya mengucapkan salam takzim dan jazaakumullah khairan katsiiro kepada: 1. CEO Media Guru Indonesia, Bapak Mohammad Ihsan 2. Pemimpin Redaksi Media Guru Indonesia, Bapak Eko Prasetyo 3. Mentor Nasional Sagusabu dan Sasisabu, Bapak Leck Murman, Bunda Istiqomah Almaky, Bapak Ahmad, Ibu Yully Rahmawaty, dan Ibu Edit Kadilla 4. Para Admin dan Adminah, Bapak Leck Murman, Bapak Prawiro, Bunda Istiqomah Almaky, Ibu Yossa Rahmalia, Bunda Fitriani Gustariny, dan Bunda Gustriyarni. 5. Suami dan anak-anak tercinta 6. Dan para sahabat setia yang selalu support memberikan komentar, like, dan kritik saran kepada saya agar memiliki kualitas tulisan yang lebih baik. Semoga Allah memberikan pahala yang terus mengalir kepada Bapak, Ibu, dan para sahabat. Aamiin Ditulisan pamungkas hari ke-90, saya akan menjawab pertanyaan seorang sahabat yang mengajukan dua pertanyaan, yaitu " Siapakah seseorang yang menjadi inspirasi saya menulis dan mengikuti tantangan ini?" dan yang kedua "Apa yang saya rasakan menulis selama 90 hari tanpa henti?" Saya akan menjawab pertanyaan pertama, Orang yang menjadi inspriasi saya menuljs dan menerima tantangan ini adalah kedua orang tua saya yaitu Almarhumah Mamah dan Almarhum Bapak. Ya Allah, Muliakanlah tempat tinggalnya. Aamiin Sosok mamah adalah wanita super hebat dalam banyak hal, termasuk dalam memasak dan menulis. Mamah suka menulis terutama tentang resep masakan. Beliau suka sekali mengumpulkan resep masakan buklet, majalah, dan koran. Mamah mempraktekkan resep dan bereksperimen merubah takaran menemukan yang lebih lezat atau bagus hasilnya. Kemudian almarhumah mamah menuliskan resep temuannya di dalam buku tebal, bila beliau belum sempat mencatat di buku, beliau biasanya menyelipkan kertas coretan resepnya dibuku diarynya. Mamah membuat kue atau masakan hasil karyanya untuk dijual dan menerima pesanan katering. Dari sinilah mamah membantu keuangan almarhum Bapak untuk kebutuhan anak-anaknya. Beliau juga rajin menuliskan ringkasan ceramah pengajian di dalam bukunya.Ya Allah muliakan almh ibu hamba Demikian pula Almarhum Bapak. Beliau sangat menyenangi menulis. Apa saja beliau tulis. Bercerita melalui tulisan tentang keseharian dan momen terpenting yang hadir dalam kehidupan beliau. Beliau hapal hari kelahiran setiap anak, cucu, cicit, bahkan beberapa sanak keluarga terdekat. Tak hanya kelahiran, setiap sanak keluarga ada musibah seperti masuk rumah sakit, meninggal, kecelakaan, beliau mencatat peristiwa itu dengan lengkap di dalam diary. Keluhan, harapan, dan berita gembira anak-anak disampaikan melalui tulisan. Tidak hanya menulis tentang anak-anaknya, Bapak juga mencatat sosok yang pernah dekat dihati beliau. Suatu hari saya menghampiri Bapak sedang menulis, saya diizinkan Bapak membaca tulisannya, saya tersenyum dan bertanya siapa itu keluarga Pak Ahmad? Beliau menjawab Pak Ahmad dan keluarga adalah tetangga kampung di Purwokerto yang suka membawakan hasil kebunnya dengan tulus ingin berbagi. Ya Allah sayangilah kedua orang tua hamba. Amiiin Diary kedua orang tua kini tersimpan apik di kakak kandung. Saya hanya menyimpan beberapa kertas berisi tulisan beliau. Bila saya kangen, saya akan melihat tulisan beliau berdua. Kenangan yang indah pelepas rindu bagi seorang anak. Saya ingin seperti Bapak dan Mamah. Meninggalkan sebuah karya abadi yang bisa dikenang saat jasad tak dapat lagi berada bersama anak-anaknya. Inilah salah satu alasan saya berani menerima tantangan menulis selain manfaat lainnya. Pertanyaan kedua, yang saya rasakan selama mengikuti tantangan menulis hari 1-90. Yup rasanya seperti Nano nano, ada rasa suka, sedih, cemas, dan takut. Sukanya banyak sekali antara lain mendapatkan banyak teman penulis dari seluruh pelosok Indonesia, mendapatkan ilmu, berbagi pengalaman, bahagia ketika mendapatkan komentar positif dari para gurusianer seperti pak Eko, bunda Reda, bunda Yossa, para sahabat di medsos Facebook dan yang lainnya. Rasa cemas muncul ketika berburu dengan waktu penayangan sementara ide belum bermunculan, dan semakin lama waktu bergulir ternyata apa yang kita rasa dan lihat itu sesungguhnya adalah objek menulis. Harap-harap cemas ketika melihat email tak ada kabar piagam menghampiri, sabar Er! saya berlatih sabar mungkin Tim sedang terus bekerja semakin banyak pengajuan piagam yang harus diselesaikan. Piagam adalah bonus tetapi nikmatnya adalah perjuangan menaklukan diri untuk komitmen disiplin menulis. Rasa takut juga pernah menghantui saat saya harus mengedit memasukan gambar, disitulah saya takut mengklik hapus yang berarti kalau itu terjadi saya harus remedi, sehingga dibutuhkan kehati-hatian bila membuka artikel saya untuk melihat atau mengedit. hehe Ada juga sedihnya, ketika saya tak bisa menampilkan foto penunjang karena gurusiana error padahal saya sedang menampilkan sosok gurusianer pilihan, dan saya juga merasakan sedih sedikit tak banyak karena selama menulis saya belum pernah diberikan komentar oleh tokoh hebat Media Guru Indonesia salah satunya Bapak Muhammad Ihsan, hehe ( maaf ya pak CEO ) namun demikian saya tetap semangat menulis sampai saat ini. Terima kasih pak CEO! Dan terakhir saya ingin menyampaikan permohonan maaf lahir dan bathin apabila tulisan dan status saya kurang berkenan dan banyak dijumpai kesalahan. Manusia sesungguhnya adalah tempatnya salah. Saya bangga menjadi bagian dari Gurusiana Media Guru Indonesia. Semoga terus bersama berkarya memajukan literasi di Indonesia. Dan semangat berdoa, berikhtiar, bersatu melawan wabah virus covid 19 agar hilang dari bumi Indonesia. Aamiiin Alhamdulillah Jakarta, Senin, 13 April 2020 #StayAtHome #BersamaKitaBisa

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulilah sudah sampai garis finish ya mba lis....barokallohu..ya mba keren tulisannya....Al Fatihah buat almarhum mama dan bapak mba lis ya....jadi ingat saya dan abinya taaruf di rumah mama mba lis do kampung jembatan. Ayo kita tukeran buku ya

13 Apr
Balas

Alhamdulillah ... Waafik Baarakallah mba Ayu, Syukran Jazakillah Khaair doanya... iya sekarang rumahnya sudah disulap menjadi tempat mengajinya para ibu majlis taklim dan TPA anak-anak dilingkungan masjid. Boleh mba juga ingin punya bukunya mba Ayu

14 Apr

Barakallah bun.. Alhamdulillah ya

13 Apr
Balas

Barakallah bun.. Alhamdulillah ya

13 Apr
Balas

Alhamdulillah .. baarakallah dan semangat terus untuk bunda

13 Apr

Barakallah bu...

13 Apr
Balas

Waafik Baarakallah bu Yuria ... terima kasih sdh memberikan semangat dan doa

14 Apr

Alhamdulillah bu Ernawati dah lulus ujiannya hingga tahap hari ke-90. Tentunya akan lanjut menulis kan ? Walaupun sudah tidak ada lagi tantangan.

13 Apr
Balas

Terima kasih supportnya bu Reda.. InsyaAllah tetap ingin menulis.

14 Apr

Barrakallah..lulus..he..he..dan tetap menulis he..he..salam

13 Apr
Balas

Yeaaay Alhamdulillah walau terseok-seok finish juga karena banyak yang mendorong saya terus untuk maju, salah satunya pak Eko, terima kasih pak, sehat2 selalu .. salam kembali

14 Apr

Mantap bu alhamfulilah

13 Apr
Balas

Follo saya juga mbak erna trim

13 Apr

Alhamdulillah .. sudah saya follow bunda

13 Apr

Luat biasa tulisannya bu, sangat inspiratif

14 Apr
Balas

Alhamdulillah .. terima kasih bunda Yuli .. baarakalah dan sehat selalu ya bu

14 Apr



search

New Post