# Tantangan Gurusiana # Tantangan menulis hari ke-79 Kisah 3 Pemuda dan Virus Corona " Ummi terserah kakak, berdoa ya nak!" Hanya sepenggal kalimat itu yang bisa disampaikan ke putra saya di kota Gudeg. Dilema, antara ingin ia kembali ke Jakarta berkumpul dengan saya, atau tetap stay disana. Sampai detik ini, saya tak menemukan jawaban yang terbaik. Keduanya memiliki alasan yang kuat. Harus melakukan isolasi mandiri 14 hari, kuliah online yang masih dijalani, ketidakjelasan wabah ini akan berakhir, menahan rindu yang semakin memuncak. Otak seakan tak mampu lagi berfikir untuk mencari jalan keluar. Teringatlah kisah 3 pemuda ketika terjebak didalam sebuah gua. Disuatu hari hujan turun, ketiga pemuda berteduh di sebuah gua. Tanpa diduga atas takdir Allah, sebuah batu jatuh tepat di depan pintu gua. Mereka terjebak. Mendorong gua yang tak jua bergeser. Hari semakin larut, gelap gulita. Tenaga terkuras habis. Mereka mulai putus asa. Namun tiba-tiba seorang dari mereka berdoa: "Ya Allah, hamba adalah seorang peternak yang memiliki banyak hewan. Hamba memerah susu setiap hari. Susu tidak akan dijual dan diberikan ke orang lain sebelum kedua orang tua hamba meminumnya. Suatu hari hamba pulang malam. Kedua orang tua telah tertidur. Hamba enggan membangunkannya. Hamba berdiri di tepi ranjang memegang susu. Saat terjaga, hamba berikan susu itu kepada kedua orang tua hamba. Sehingga nampaklah bahagia diwajah mereka. Ya Allah, jika itu hamba lakukan karena ikhlas mencari ridaMu, selamatkan kami dari gua.yang tertutup ini!" Allah menjawab doa sang pemuda pertama. Gua terbuka sedikit. Melihat keajaiban itu, pemuda yang lain melakukan hal yang sama. " Ya Allah, hamba memiliki seorang saudara perempuan cantik. Ia tak bisa membayar hutangnya. Pikiran jahatku, memintanya agar menyerahkan dirinya kepadaku. Aku mengajaknya berzina. Ketika nafsu mengusai diriku, aku tersadar untuk meninggalkan perbuatan zina tersebut. Ya Allah, andai aku lakukan itu karena ikhlas dan takut kepadaMu, maka selamatkan kami dari gua ini!" MasyaAllah, pintu gua bergeser sedikit, namun belum terbuka seluruhnya. Mereka masih belum bisa terbuka. Pemuda ketiga lalu ikut berdoa: " Ya Allah, aku pengusaha memiliki banyak karyawan dan pesuruh. Suatu hari, seorang karyawan pergi sebelum ambil upahnya. Aku tak berhasil menemukan keberadaannya. Upahnya aku belikan seekor hewan ternak. Hewan-hewan berkembang biak semakin banyak. Mantan karyawanku datang, ia meminta upah. Lalu aku berikan semua hewan kepadanya. Ia sangat bahagia menerimanya. Ya Allah, jika aku lakukan itu karena ikhlas mencari ridaMu, selamatkanlah kami dari gelap gulitanya gua ini!" Allahu Akbar, atas izin Allah mulut gua terbuka lebar. Mereka bisa keluar dengan selamat! Ya, doa dan keikhlasan menjadi jalan keluar dari masalahnya. Melibatkan Allah dalam setiap persoalan hidup, maka pertolongan Allah akan mendekat. Berdoalah dengan menyebut amalan tetbaik. Pertanyaannya, amalan terbaik apa yang sudah kita lakukan selama ini? Ingatlah kembali, dan ucapkan amalan terbaik dalam lantunan doa," Ya Allah, yang aku lakukan amal itu karena ikhlas mencari ridaMu, maka selamatkan kami dari bencana virus corona, dan hilangkanlah wabah covid 19 sebelum Ramadhan tiba!" Semoga lantunan doa kita di waktu terbaik akan mengembalikan lehidupan kembali normal, dapat menjalankan ibadah Ramadhan dan bersilahturrahmi dengan sanak keluarga melepas rindu di hari yang fitri. Aamiin Jakarta, Kamis, 2 April 2020