Melamar Kembang Desa

Pentigraf (2)

Oleh: Ernawati Sulistiyaningsih

Abie seorang ustadz muda yang sederhana. Secara fisik, Abie termasuk sosok idaman wanita, tetapi sifatnya yang pemalu dan tak mengenal istilah pacaran, membuatnya tak memiliki keberanian membalas cinta wanita yang mendekatinya. Sebenarnya ia menyukai Shopee, gadis cantik berkerudung kembang desa, sekaligus santriwatinya. Kabarnya sudah banyak pria yang mencoba melamar, tetapi ditolak bapaknya, pensiunan ABRI yang terkenal galak dan disiplin.

Ibu Abie terus mendesaknya untuk segera menikah. Dengan doa dan restu ibu, Abie melamar sang gadis. Ia mengatakan kepada Shopee, sore ini akan datang ke rumah untuk bertemu kedua orang tuanya. Saat menuju rumah Shoppee, ia melihat seorang bapak mendorong motor. Karena iba, Abie menawarkan diri membantu memperbaiki motor milik si Bapak. Butuh waktu lama ternyata untuk memperbaiki motor itu. Setelah selesai, Abie kaget melihat jam menunjukan pukul 16.45 WIB. Itu berarti hanya 15 menit waktu yang tersisa untuk menepati janjinya kepada keluarga Shoppee.

Abie segera mempercepat laju motornya dan terus mencari alamat rumah Shoppee. Ia terlambat beberapa menit . Terbayang sudah nasibnya akan sama seperti pemuda lain. Tekadnya sudah bulat, ia tetap ingin bertemu kedua orang tua Shopee. Betapa kagetnya ketika ia melihat lelaki gagah dihadapannya. Sosok yang telah membuatnya terlambat, dan lebih terkejut lagi ketika lelaki itu berkata “ Lamaranmu Bapak terima, Nak Abie.”

Pulo Gebang, 22 Juni 2020