Erni Kristianingrum

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Yatim Piatu yang Memesona
http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/photonews/2014/08/11/410971/640x320/20140811112941-ratusan-prajurit-tni-siap-perkuat-tapal-batas-nkri-di-kalimantan-003-nfi.jpg

Anak Yatim Piatu yang Memesona

Sesosok laki-laki tampan berdiri tegap di depan ruang kelas dua. Pria berbadan kekar, berkulit kuning langsat, dengan rambut pendek yang ‘berdiri’ seolah menantang langit. Dengan sigap, dia bertanya pada seorang guru cantik yang lewat di depannya. "Pagi, mbak. Mau tanya, apakah Bu Sekar masih mengajar di sekolah ini?", ucapnya. "Masih", jawab Bu Guru cantik itu dengan singkat.

Lalu pria itu pun melontarkan pertanyaan lagi. "Sudah nikah belum? Nama suaminya siapa? Rumahnya dimana?", sambil menunjukkan foto di HP-nya seolah dia tak ingin salah informasi.

"Sudah", Bu Guru itu pun cuma menjawab singkat karena menaruh curiga. Siapa gerangan pria tampan ini, apa hubungannya dengan Bu Sekar. "Mas, mau ketemu? Ada kok sedang ngajar", lanjutnya.

"Gak usah, Mbak. Makasih", jawab pria itu sambil minta izin pergi.

Bel berbunyi, waktunya istirahat. "Bu, tadi ada yang nyari lho! Cowok super keren. Guanteng banget. Siapa hayo...? Dia nanyain njenengan dah nikah apa belum? Suaminya namanya siapa? Rumahnya dimana?", ucapnya dengan nada menggoda.

Aku pun hanya terdiam sambil bertanya - tanya dalam hati. Siapa gerangan orang itu? Jantungku berdegup kencang saat itu. Hati ini sangat resah. Itulah yang selalu kurasakan saat engkau merindukanku. Saat engkau berada dekat denganku, di kota gudeg ini. Seolah ada ikatan batin di antara kita. "Mungkin kamu tadi yang datang ke sekolah", gumamku dalam hati.

"Apakah itu kamu? ". Pertanyaan itu terus mengusik kalbu. Aku masih ingat beberapa tahun yang lalu. Saat itu Aku masih kuliah PGSD di UT. Aku kuliah setiap sabtu dan minggu. Waktu istirahat, Aku bergegas ke musholla untuk sholat dhuhur. Tiba-tiba ponselku berdering. Ada telepon masuk dari nomor tak dikenal. Aku pun menjawab telepon itu. Telepon pertama darimu. Entah darimana kamu dapat nomor teleponku. Dan kita pun berkenalan lewat telepon, tanpa pernah bersua secara langsung.

Entah mengapa Aku begitu mempercayaimu. Begitu juga denganmu. Kamu ceritakan semua hal tentang hidupmu. Pahit getirnya hidupmu sejak lahir. Seorang anak yang terlahir piatu. Ibumu meninggal saat melahirkanmu ke dunia. Ayahmu pun meninggal saat kamu duduk di kelas dua SD. Sejak kecil kamu sudah terbiasa berpuasa senin-kamis, dan nglakoni tidur di makam para wali untuk mencari berkah. Kamu adalah ragil dari pandawa lima yang diasuh oleh bibimu setelah Ibumu berpulang. Perjuangan hidup kalian berlima hingga semuanya menjadi prajurit membuatku salut.

Seorang prajurit AL, yang berpakaian preman kemana pun kamu pergi. Prajurit yang tak pernah lelah menjalani tugas negara. Ya.. Itulah kamu.., mas. Aku mengagumimu.. Dengan kepandaianmu, tanggung jawabmu, pengabdianmu kepada sesama, negara, dan Sang Kholik.. Kamu bekerja siang malam bukan untukmu sendiri. Ada tiga anak yatim yang tinggal di rumahmu.

Lamunanku pun buyar. Ada sms masuk dari nomor yang tak kukenal. "Apa kabar? Smoga kmu sehat. ag baik." Hatiku tersentak.. "Inikah kmu, Mas? Kenapa gak pernah ngasih kabar?", balasku. "Maaf, Dik. Ag sibuk banget ngejar tikus kesana kemari", jawabmu. "Ag pengen banget ketemu sama kamu, Dik?".

"Untuk apa, mas? Aku dah nikah. Tidak ada gunanya lagi kita bertemu", balasku. Air mataku mengalir deras tak terbendung. Begitu pun denganmu. "Semoga kmu bahagia. Mungkin di kehidupan ini kita tidak berjodoh".

Itulah doamu untukku. Mungkin kita memang tidak berjodoh. Itu yang selalu kukatakan pada hatiku. Sesuatu yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Alloh. Kepercayaan itu yang masih terus kupegang. Semoga kamu segera dipertemukan dengan pendamping hidupmu. Wanita yang bisa mendampingimu, mengerti dirimu, dan menjadi penyemangatmu. Doaku selalu terpanjatkan untukmu. Seperti ku yakin, di manapun kamu berada, kamu tetap mendoakanku. Tetaplah menjadi orang yang baik, Mas... Semoga Alloh senantiasa menjagamu.. Aamiin...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin... Bagus banget Bu..

12 Apr
Balas

Happy ending dong... Kok merana

13 Apr
Balas

Gak merana kok. Takdir illahi.. Blm berjodoh...

13 Apr



search

New Post