Kue Putu
Tantangan menulis bersama Gurusiana
Hari ke - 3
Bunyinya yang khas jika lewat membuat lidah bergoyang. Yah kue putu, jika abang penjualnya lewat terdengar suara ngung ngung ngung. Waktu berjualannya juga di malam hari. Kue putu yang panas dimakan pada malam yang dingin.
Dulu ketika kecil, sudah menjadi kebiasaan. Jam 8 malam pasti tukang kue putu lewat. Aku dengan merengek-rengek minta dibelikan oleh emak. Biasanya emak tidak tega, dan memanggil tukang kue putu untuk berhenti. Akhirnya menjadi langganan, karena setiap lewat pasti akan kupanggil. Abang kue putu pun sudah hafal, aku minta gula dan kelapanya yang banyak.
Sambil menunggu, aku memperhatikan tukang kue putu membuat kuenya. Pertama-tama adonan tepung beras dimasukkan bersama gula merah ke dalam bambu. Bambu itu sudah dipotong-potong kecil sesuai ukuran kue putu. Kemudian ditancapkan di atas kaleng bekas yang sudah dilubangi kecil-kecil. . Dibawahnya ada kompor minyak tanah.
Rasanya yang manis dengan taburan parutan kelapa menambah nikmat kue ini.
Sekarang tukang kue putu tidak hanya malam hari. Pagi dan siang juga bisa dijumpai. Namun tidak panas-panas memakannya. Karena yang menjualnya juga tidak keliling lagi. Di pinggir-pinggir jalan dengan gerobak. Penjual kue basah. Tidak hanya kue putu, tapi juga ada kelepon dan kue-kue yang lain.
#Tantangan Gurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar