Erni Wardhani

QUEEN ERNI ATAWA ERNI BERKATA...

Selengkapnya
Navigasi Web
BEGAL, PERUT, DAN KEADILAN

BEGAL, PERUT, DAN KEADILAN

Tantangan menulis hari ke-107

Berita tentang begal yang sekarang sedang ramai dibicarakan gara-gara korban begal melawan namun justru menjadi tersangka pembunuhan, kembali beredar di dunia maya kita. Mengerikan, betapa tidak, korban kok jadi tersangka padahal dia berbuat seperti itu untuk melindungi dirinya dari tindak kekerasan pula. Bisa saja kalau dia tidak begitu, dia yang akan meninggalkan dunia ini. Jagat heboh karena dirasa menjatuhkan vonis kepada korban begal sangat tidak adil, walau akhirnya korban pembegalan dibebaskan.

Apakah keadilan harus mendengarkan terlebih dahulu suara yang muncul di masyarakat? Tentu saja seharusnya tidak. Keadilan seharusnya dapat ditegakkan sesuai dengan apa yang dilihat, dianalisis, diproses, dieksekusi. Semuanya harus seperti itu. Tidak ada pembedaan. Jangan sampai kejadian sama namun hukuman yang dijatuhkan menjadi berbeda. Semua punya mata, punya hati, punya rasa.

Masalah pemberantasan pembegalan memang bukan hal yang sepele, nyaris terjadi setiap tahun, bahkan bisa jadi setiap hari, hanya saja yang diberitakan sedikit dan terbatas. Tidak hanya cukup dengan memberantas para pelaku, namun kita juga harus menilik akar dan awal mula para pelaku melakukan hal tersebut. Apalagi pelaku pembegalan ternyata banyak yang berada di usia produktif, salah satunya adalah anak-anak muda yang belum dan tidak memiliki pekerjaan. Motifnya sangat banyak, namun rata-rata mereka ingin memiliki sesuatu barang yang menjadi incarannya. Kebanyakan kendaraan bermotor, uang, dan benda lainnya. Barang tersebut dikumpulkan, dijual lagi, bahkan dimiliki karena memang ingin punya. Namun intinya semua berurusan dengan perut. Inilah potret masyarakat kita yang memang masih banyak rakyat yang kekurangan dan lapar. Mereka tidak tahu legi harus berbuat apa karena mencari pekerjaan juga sangat susah.

Di sinilah peran orang tua menjadi faktor yang sangat utama di dalam menumbuhkan pendidikan karakter dan akhlak terhadap anak-anaknya. Salah satunya adalah dengan jalan menyekolahkan mereka sebaik mungkin, di samping pendidikan dan ajaran dari keluarga. Ya, tentu saja ini menjadi sesuatu yang sangat berat karena mereka tidak terlalu memerhatikan pendidikan. Persoalan hidup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja mereka sudah angkat tangan, apalagi memberikan pendidikan yang layak.

Kalau urusan perut, kita tidak bisa hanya mengandalkan polisi, karena apabila ditangkap pun, saya rasa tidak akan mengurangi tingkat pelaku kejahatan. Akan lebih baik apabila mereka diberi kesadaran untuk bangkit dan mau bekerja. Memberikan semangat kembali untuk mereka berubah. Bisa juga para tokoh masyarakat, influencer dan tentu saja pemerintah yang diberi tanggung jawab oleh negara harus segera memikirkan dan mencari pola cara mengubah para pembegal ini menjadi lebih baik.

Penulis adalah guru SMKN 1 Cianjur

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

selalu ingan membaca tulisannya, keren

17 Apr
Balas

Keren bgt ulasannya bunda. Smga ada solusi terbaik unt yg membutuhkan. Slm literasi

17 Apr
Balas

Ulasan dua sisi yang menarik, kedua-keduanya ingin merampas sesuatu yang bukan menjadi haknya, dengan cara yang berbeda. Begal perut lebih mengandalkan kekuatan fisik, begal keadilan mengandalkan akal dan kelicikan. Keren, Bu Erni.

17 Apr
Balas

Keren Bunda, terimakasih informasinya

17 Apr
Balas

Keren Ulasannya. Semoga keadilan bisa lebih ditegakkan di negeri ini. Salam sehat dan bahagia selalu Bunda Erni.

17 Apr
Balas

Harusnya penjahatnya bertanya dulu kayak di sinetron,Pilih nyawa atau harta?Jadi korban bisa memilih

18 Apr
Balas



search

New Post