SEBERAPA LAMA ANDA MENGENAL TEMPAT KERJA ( TERMASUK REKAN KERJA YANG TOXIC)?
Tantangan menulis hari ke-100
Sekolah adalah rumah kedua bukan hanya untuk peserta didik, namun tentu saja untuk kita sebagai pendidik. Tahun berganti tahun tanpa terasa sudah kita lalui dengan penuh suka duka. Teman yang meninggal, pensiun, pindah … silih berganti mewarnai hari-hari. Tanpa kita sadar, setengah dari kehidupan kita ada di sekolah. Sejauh itu, satu sama lain tentu sudah saling mengenal karakter rekan kerja. Ada yang rajin, baik, pintar, arogan, namun ada pula yang pemalu, ambisius, penjilat, ABS, sok pintar, licik, menusuk dari belakang, munafik, dll. Semua lengkap. Ya sekolah adalah miniatur dari dunia sebenarnya.
Seiring berjalannya waktu, circle pertemanan pun mulai terlihat, mana yang memang sungguh-sungguh menjadi teman kita, mana yang mendekat hanya ketika ada butuhnya saja, mana yang terang-terangan tidak cocok dengan kita, mana yang lempeng-lempeng saja, Semua bergerak diinamis dan menjadikan sekolah seperti sebuah kawah candradimuka. Disadari atau tidak, sekolah adalah sebuah wadah penggemblengan mental, baik untuk kepala sekolah sebagai top manajemen, maupun untuk guru-guru.
Begitu pula dengan alur kepemimpinan, setiap sekolah berbeda-beda. Ada yang sekolahnya sudah mampu membuat roda pendidikannya berputar bergiliran, sehingga setiap guru mencicipi pengkaderan (Rule-nya sudah berjalan dengan benar). Ada pula yang masih memegang cara lama, di mana kesenioritasan masih sangat kental. Tentu hal tersebut akan sangat berpengaruh untuk jalannya roda sekolah di kemudian hari. Untuk sekolah yang sudah mampu menghilangkan cara kesenioran, secara tidak langsung, menjadikan sekolah tersebut menanamkan rasa keadilan bagi warganya. Sedangkan untuk yang masih menganut gaya kesenioran yang terus bercokol untuk yang memegang kendali, tanpa sadar itu akan menciptakan budaya kerja yang tidak pada tempatnya. Jabatan yang bertumpuk pada satu orang misalnya, karena merasa orang tersebut adalah orang kepercayaan, sedangkan di sekolah tersebut masih banyak orang lain yang bisa diandalkan untuk memegang posisi itu, atau seseorang yang menduduki posisi terus-menerus sampai pensiun?
Kondisi seperti ini, untuk jangka pendek memang tdak akan terasa, bahkan yang diberi kepercayaan lebih dari 3 macam pun, akan biasa-biasa saja dan merasa tidak ada yang aneh dengan penunjukan tersebut. Di lain pihak, yang lain yang tidak mendapatkan amanat tersebut akan semakin merasa tidak dibutuhkan di sekolah tersebut. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi ketika hal itu terjadi. Warga sekolah akan menjadi apriori dan menjadi nerimo, pasrah dengan keadaan yang seperti itu, ada pula yang berani berbicara walau tdak secara terang-terangan. Ada juga yang menjadi pengamat saja.
Kondisi tersebut seharusnya dapat terendus oleh para kepala sekolah. Memang hal yang sulit ketika kepala sekolah harus mengubah tatanan dan karakter yang sudah lama bercokol, namun ketika dia mampu untuk mengubah keadaan ke arah yang lebih baik ( menyelamatkan) anak buahnya yang lain, itu akan menjadi sesuatu yang sangat mahal dan akan dikenang oleh anak buahnya sebagai sesuatu yang luar biasa. Di satu sisi, kepala sekolah pun ingin bisa bekerja denga nyaman dan tidak ada bentrokan dengan siapapun, di sisi lain, jika dia berani keluar dari zona nyaman, maka dia akan menghadapi “pasukan” yang kapan saja bisa menyingkirkannya dari sekolah tersebut. Ini real dan benar-benar terjadi.
Jadi, seberapa lama Anda mengenal tempat kerja, akan memperlihatkan seberapa peduli Anda kepada sekolah Anda. Silakan resapi dengan baik, apakah Anda termasuk warga sekolah yang cenderung nerimo dengan kondisi sekarang? Atau Anda termasuk warga sekolah yang hanya bisa berbicara di belakang … atau sudah tidak mau tahu?
Penulis adalah guru SMKN 1 Cianjur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah tulisan yang keren, Barokallah Bu Erni Wardhani, selamat menunaikan ibadah puasa
Hmm, jadi ingat sekolah. Ulasan yang sesuai fakta. Keren Bunda
Ya ampun. Sulit diungkapkan.
Ya ampun. Sulit diungkapkan.
Mantap ulasannya Bunda Erni, barokallah ilmunya tadi siang, semoga semakin sukses dan sehat selalu
Tidak hanya di tempat kerja, di masyarakat pun ada. Ulasaannya menarik Bu Erni
Tidak hanya di tempat kerja, di masyarakat pun ada. Ulasaannya menarik Bu Erni
Sangat keren ulasannya,
Siap siap, mungkin saatnya jabatan bendahara di ganti, hi hi, sukses selalu Bunda
Pengalaman pribadi kayaknya "tak pernah dianggap"
Rekan kerja berbagai macam karakter dan ragamnya itulah namanya manusia.