Malam di bulan Ramadhan terasa siang di bulan lainnya. Tadarus di surau-surau, mesjid-mesjid dan rumah-rumah memeriahkan bulan mulia yang sekali setahun datang. Tak luput pada keluarga Fatimah. Fatimah gadis tanggung kima belas tahun itu ikut melantunkan merdunya ayat-ayat suci tersebut. Suaranya yang merdu mendayu melenakan hati orang mendengarnya.

"Fatimah! Sudah berapa halaman yang kamu lewati lembarannya?" Tanya Azizah kembar identiknya.

"Baru lima puluh, dan dirimu sudah berapa, Zah? " tanya Fatimah pada kembarannya itu.

" Ahhh....aku selalu kalah di banding kamu, " jawab Azizah dengan nada sedih.

Keduanya kembar tetapi tidak mirip dalam hal kemampuan mengajinya walaupun dalam wajah sulit membedakan mereka. Hidup dalam kalangan biasa dan lingkungan pedesaan yang kental dengan kekeluargaan membuat mereka jadi anak yang didamba oleh kedua orang tua. Rajin membantu, mengaji dan lima besar di sekolah. Keduanya menjadi anugerah terindah yang disyukuri orang tua mereka.

#part1

#bersambung