Hari ke 13 # tantangan gurusiana.id
JANGAN TINGALKAN AKU
Di rumah sakit, Mas Son memenuhi semua permintaan adiknya. Mas Ir tidak berdaya sekali, nafas sesak di dadanya dan suara pelan serta isyarat mata yang menunjukkan tanda-tanga kehidupan. Siang itu Mas Ir berpesan pada Mas Son, dengan suara yang lirih Mas Ir berkata” Mas kutitipkan ini pada Mas Son, tolong hubungi dia ya?.” Kata Mas Ir sambil terbata-bata sambil menyerahkan gedget yang sudah ada nomornya. Di terimanya getget itu dan dibuka gedget itu ada via sms yang masuk banyak sekali. “Baccaa Mas Son, baca aku titip ya?”, Mas Son membuka gedget itu lalu membacanya, ada nama yang sama banyak sekali masuk. Mas Ir terus memperhatikannya, Mas Son mulai membaca via sms yang masuk satu persatu. Ternyata dari kekasih Mas Ir, gadis yang selama ini diceritakannya. Gadis itu telah menunggu ke datangan Mas Ir. Mereka berjanji ingin bertemu, namun kecelakaan maut telah terjadi.Temen yang di boncengkan Mas Ir meninggal dunia dan hari itu pula dibawa ke desanya untuk dimakamkan. Sedangkan Mas Ir masih dalam keadaan setengah sadar. Hari ini pula kakaknya mengurus pemakaman sahabatnya . Mas Son memberikan uang duka kepada keluarga yang ditinggalkan, terutama istri dan anaknya. Sungguh sangat mengharukan, anaknya masih usia enam bulan, istrinya masih muda dan suaminya yang meninggal ini baru saja diangkat menjadi pegawai negeri sipil sebagai guru sekolah dasar. Setelah kelar semua, Mas Son kembali ke rumah sakit.
Cairan infus yang di masukkan ke tubuh Mas Ir terlihat sangat lambat masukknya dalam tubuh. Tubuhnya mulai lemah, Mas Ir panggil-panggil Mas Son tidur di kursi sebelah ranjangnya. Kaget Mas Son, adiknya telah bangun dan nafasnya terasa sesak. Di pelukknya adiknya itu dengan penuh kasih sayng dan menangislah kedua pria kakak beradik itu. Beda usia yang jauh, mengakibatkan hubungan kedua saudara itu seperti ayah dan anak. Puas dengan pelukan dan tangisan, Mas Ir berpesan pada Mas Son, agar tidak meninggalkan kekasihnya. Seakan akan Mas Ir sudah tahu, ia akan mati. Mas Ir menitipkan kekasihnya pada kakaknya. Memang status Mas Son sekarang ini duda tanpa anak. Mas Ir menitipkan kekasihnya pada Mas Son untuk diperistri. Mas Son hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menyeka air matanya. Mas Son tidak dapat menjawab sambil menatab wajah adiknya. “Mas...jangan tingalkan Ambar, jadikan istrimu, kasihan dia, ambar sudah tidak punya siapa-siapa.” Di peluknya tubuh Mas Ir sambil menangis sejadi-jadinya. Ternyata Mas Ir sudah tiada, Innalillahiwainnalirojiun, ucapnya. Mas Ir meninggal dalam pelukan Mas Son. Mas Son teriak-teriak panggil suster, secepat kilat suster melalukan tindakan medis, namun Mas Ir telah kembali pada Allah. Sekali lagi tubuh yang masih hanggat itu Mas Son peluk erat-erat tanpa perpisahan dengan adik kesayangannya. Mas Son mengurus jenasah sendiri dari rumah sakit langsung ke pemakaman keluarga.
Mas Son mendatangi rumah saudaranya yang lain untuk istirahat, hari ini badannya sangat capek mengurus pemakaman adiknya yaitu Mas Ir. Di rumah adiknya Mas Son bersih-bersih badan makan dan langsung tidur. Mas Son bangun pagi, langsung sholat subuh dan tidur lagi. Hari sudah siang Mas Son baru bangun, perutnya terasa lapar. Pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan makan. Hari ini saudaranya semua berkumpul untuk membicarakan langkah selanjutnya, setelah Mas Ir tidak ada. Siapa yang nanti akan mengurus barang-barang Mas Ir. Rumah perumnas dan motor menjadi tanggung jawab Mas Son, sedangkan kontrakan dan barang barangnya di urus Mas Bambang. Tiga saudara laki-laki dan dari tiga ibu, semuanya akur. Bapak Mas Son, Mas Bambang, Mas Ir itu satu, namun ibunya tiga, ayahnya menikah tiga kali. Sebagai kaka yang tertua Mas Son dari dulu sebagai penganti ayah, maka tak heran jika Mas Ir itu seperti anaknya sendiri, karena selisih usia yang jauh. Dari Mas Son semua biaya sekolah Mas Ir, sampai kuliah jadi insinyur juga Mas Son yang membiayai. Maka Mas Ir sama Mas Son tiunduk, dalam artian Mas Ir sangat menghormati Mas Son. Mas Son sudah seperti orang tua bagi Mas Ir. Mas Ir anaknya penurut,aktif cerdas dan suka humor(guyonan), kulitnnya kuning langsat dan rambutnya ikal serta ramah. Pergaulan Mas Ir cukup luas, hingga lulus insiyur dan di terima pegawai negeri sipil di departemen pekerjaan umum di Kota Pahlawan. Proyek yang pertama di tangani Mas Ir lumpur lapindo itu, dan menjadi proyek terakhir, karena Mas Ir meninggal dunia, kecelakaan lalu lintas mengendarai tiger 2000.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar