Perseteruan Dua Harimau Desa
Siang ini langit tidak berawan. Mentari dengan angkuh dan leluasa menyinari bumi. Anginpun ikut tak bersahabat sebagai penyeimbang suasana yang sangat membakar. Penduduk bumi mulai gelisah dan mencari solusi untuk mendapatkan angin. Diambilkan kipas agar dapat angin buatan. Apa boleh buat, listrik kebetulan pun mati. Cukup sudah masalah Pak Mahmud siang ini. Ditambah lagi, pas pulang sekolah menabrak motor emak-emak rempong yang belok kanan lampu seinnya kiri (The Power Of Emak-emak). Lecetnya sih tak seberapa, tapi omelan emak-emak nya lho yang menyesakan nafas si Bapak.
Syukur, pak Mahmud seorang guru honorer yang taat agama, disaat semuanya membuat suasana panas, dia mengambil wudu untuk shalat zuhur. Usai menunaikan kewjibannya, dia ambil posisi santai dibawah pohon mangga disamping rumah. Suasana jiwa pun mulai nyaman dengan hembusan angin sepoi-sepoi, dia pun tertidur pulas.
" Ayaaaah... Ayaaaah...." sikecil mulai jail si bapak.
"Hmmm... ada apa nak ?" Tanya bapak dengan penuh kasih sayang.
"Lanjutin cerita tadi malam dong yah !" Pinta anaknya.
"Sini (sambil memeluk dipangkuan) " rasa kantuknya dia lawan demi menyenangkan hati si anak.
Kembali sang ayah mengingat potongan cerita kerajaan tempo dulu, ada anak muda pemberani dari desa terpencil. Anak muda itu sekarang sudah beranjak dewasa. Dia sudah banyak menempa diri dalam kegiatan sosial. Dengan bekal ilmu dan pengalamannya diperguruan tinggi, dia kembali ke desa dengan misi mencerdaskan pemikiran masyarakatnya yang kolot dan fanatik dengan kebiasaan salah yang dianggap benar. Didesa itu singal canggih, pesan belum terkirim tapi beritanya sudah menyebar luas. Mereka tidak penting berita itu benar atau salah yang penting punya bahan cerita, yang dengarpun lansung ditelannya dan disebar lagi dengan versi yang berbeda. Kondisi itulah tumbuhnya bibit-bibit fitnah dan adu domba. Begitu hebatnya, sebagian orang terpelajar pun menjadi korban pembodohan dan ikutan seperti tetua mereka yang fanatik. Tugas anak muda tadi semakin berat, disamping mencerdaskan masyarakatnya dia juga harus mencerdaskan cara pandang sebagian terpelajar agar tidak terbawa arus pembodohan.
Anak muda itu sekarang mulai menarik perhatian banyak orang, mulai dari yang tua sampai yang muda, sebab dia suka menolong tanpa pamrih. Dia juga menjadi solusi bagi banyak orang, bahkan anak muda yang sedang mabuk cinta. Solusi soal agama pun dia lihai, karena dia memang jebolan pesantren yang kental dengan pelajaran kitabnya. Kelebihan lain dia memang tajam dalam menganalisis dinamaika kehidupan serta dengan komentar logis dan lugas sehingga mudah diterima. Difodium layaknya seorang orator ulung menginspirasi.
Dengan antusias si anak mendengar cerita bapak sambil bilang,
"Wah keren, ayah "
"Iya, dia punya banyak kelebihan " sang ayah meyakinkan.
"Nama pemuda itu ayah? " tanya sikecil dengan wajah penasaran.
Baiklah, anak muda itu bernama Hamid. Lahir dari keluarga biasa, masa kecilnya tanpa ayah. Dia sangat sayang ibunya. Dia pengembara ilmu disamping kuliah dengan biaya sendiri, selalu menyempatkan diri belejar dari surau ke surau. Bekal itu lah pondasinya mengabdi di desa kelahiranya.
Semasa dia di desa, dia berhadapan dengan penasehat raja yang gencar menyabarkan fitnah. Masyarakat setempat mendewakan sang penasehat dengan bertitelkan ulama. Ulama yang ahli persoalan agama, setiap fatwanya diamini meskipun tidak berdasarkan dalil yang jelas. Seperti pembagian zakat yang dikeluarkan muzakki boleh diterima oleh mamak dan orang yang hadir dalam acara syukuran. Bukan diberikan kepada asnaf delapan sesuai tuntunan Q.S at-Taubah ayat 60.
Anak muda mulai gelisah melihat ketimpangan, kemungkaran dan ketidak adilan lalu menyampaikan kritikan dan mengajak ulama sang penasehat raja itu untuk diskusi mencari kebenaran tentang fatwanya. Namun sang penasehat menanggapi itu sebagai perlawanan yang akan menumbangkan ketenarannya.
Mulai lah sang penasehat yang mengaku ulama itu membuat siasat kejinya. Sehabis shalat dia berbisik ke imam besar masjid, bahwa tadi malam ia bermimpi 'saya melihat Harimau kecil masuk masjid dan mengaum kesana kemari dan menerkam semua orang' itulah mimpi palsu sang penasehat.
Berita mimpi tersebut berkembang cepat akhirnya sampai kepada sang raja. Sang rajapun terpengaruh mimpi penasehat layaknya seperti takbir mimpi Raja Namrud.
Pah Mahmud bertanya, "nak, kamu tahu mimpi Raja Nambrud?"
Sambil geleng kepala si anak jawab " Tidak Ayah?"
"Jadi, Raja Nambrud pernah bermimpi melihat anak kecil yang mengambil mahkota raja dan melihat bintang yang terbit dari barat. Semakin tinggi ia naik, semakin terang bintang itu bersinar. Sehingga ia sampai ke zenith dimana ia menerangi seluruh alam semesta. Setelah terbangun, Raja Namrud pun langsung menceritakan mimpi tersebut kepada penasehat, penasehat menafsirkan bahwa akan lahir seorang anak dalam setahun itu, dan anak tersebut akan menghancurkan berhala serta akan membuktikan kepalsuan Raja Namrud".
Tanpa disadari waktu Ashar pun masuk. Suara adzan mulai berkumandang melalui corong toa masjid yang mengarah kerumah pak Hamid. Dengan wajah kesal sang anak cerita anak muda pemberani tadi harus terhenti. Pak Mahmud mengajak anaknya shalat berjamaah ke masjid sambil bilang
" Nak, ayo kita shalat, Ayah janji habis shalat ayah selesaikan ceritanya"
"Iya ayah" dengan berat hati ia menurut.
Selesai shalat si anak mencium tangan ayah. Pak Mahmud membimbing anaknya pulang kerumah. Dijalan dengan penasaran anaknya bertanya.
"Ayah, gimana lanjut cerita anak muda pemberani tadi yah?" Anaknya menagih janji pak Mahmud.
"Hmm.. Hamid anak pemberani itu mulai mendaptkan banyak perlawanan. Mulai dari sang Raja sampai rakyatnya yang termakan fitnah pembodohan untuk menjatuhkannya. Memang itu diinginkan penasehat raja yang jahat tadi. Sehingga apa yang dikatakan anak muda tentang kebenaran, rakyat mulai meragukannya. Bahkan dipersulit untuk mendaptkan forum menyampikan pendat dan kritikanya.
Anak muda itu tidak kehilangan akal, dia pun mulai memahami mimpi palsu pensehat. Dia datang kemasjid lalu menceritakan kepada imam besar masjid bahwa ia juga bermimpi 'saya melihat Harimau tua yang hanya mencari makan dipekarangan rumah warga desa, karena tidak bisa mendaki bukit'. Berita mimpi itu pun tersebar luas diseluruh rakyat desa. Rakyat mulai berpikir apa maksud mimpi tersebut. Rakyat desa kembali mengorek-ngorek kehidupan sang penasehat. Semakin terlihat lah kebusukan penasehat yang tidak bekerja namun punyak kekayaan yang berlimpah. Rakyat bertanya-tanya darimana dia dapat itu semua? Salah seorang warga pun membuka aibnya, kalian tidak tahu bahwa penasehat itu pernah ditugaskan raja menjadi pengumpul uang rakyat untuk pembangunan masjid. Sampai sekarang uang itu entah kemana. Namun tidak ada yang berani bertanya kepada sang raja maupun penasehat tersebut. Yang jelas akibat mimpi itu, satu persatu warga mulai tidak percaya pada penasehat.
Begitulah ceritanya nak, cerita ini sebenarnya menarik namun ayah yang tidak pandai menceritakan dengan menarik, hehe.
Pesan ayah, ketika kamu besar jangan mudah terbawa arus, jadilah elang terbang sendirian dengan keberanian bukan seperti bebek yang berjalan berbondong-bondong. Jangan seperti penasehat raja yang suka menebar kebohongan. Jadilah pribadi yang selalu menebar kebenaran walupun itu pahit, sebab "Berapapun cepatnya kebohongan itu, namun kebenaran akan mengejarnya juga."Semoga ada pesan yang bisa kamu ambil dari cerita ini nak. Dan masih banyak cerita Hamid dalam pengembaraannya untuk melawan kebathilan dan pembodohan yang akan ayah ceritakan.
Bersambung
Erpalzi,
Surantih, 07 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hebat....!Sarat dengan pesan moral
Makasih pak..Mohon juga arahanya pak.