TITIK, BUKAN TANDA BERHENTI
Disela jam istirahat proses belajar mengajar dipondok pesantren Ashabul Kahfi yang dipimpin oleh Ustadz Heru Kisnanto, S.Ag, Tengku Kebijaksanaan, beliau teman sengakatan saya ketika menimba ilmu agama di Bukittinggi dan sekarang beliau berada pada semester akhir di Pasca UIN Imam Bonjol Padang jurusan Tafsir Hadits. Saya meyakini gagasan beliau mendirikan pondok ini berawal dari sebuah titik, yaitu titik api semangat. Semangat pengabdiannya.
Awal saya menulis adalah terinspirasi dari beberapa tokoh yang bergesekan lansung dengan saya. Seakan saya dapat titik terang yang memaksa saya untuk membaca, menganalisa dan memaparkan dalam sebuah tulisan. Jadi, maklumlah tulisan saya berantakan ya. Salah satunya yang menjadi inspirasi saya Bapak Jufriyadi,M.Pd telah menghasilkan karya bertemakan "Asa di Ujung Sutera" terbitan gurusiana. Saya memang belum sempat baca, namun saya percaya ada harapan besar dari beliau untuk memajukan mutu pendidikan di SMP 06 Sutera selaku kepala sekolah disana tepatnya dikampung saya tinggal, Langgai.
Malang "sakijok mato", waktu itu saya duduk santai dikedai lontong untuk sarapan pagi, beliau lewat dengan motor bebeknya dengan menebar senyum kearah saya sambil menekan klakson motornya, biasanya sebagai bentuk sopan santun ketika masuk kampung orang yang baru kita kenal. Tiba-tiba beliau menabrak bongkahan batu jalan akibat terkikis air hujan yang deras tadi malam, beliau jatuh tepat depan kedai saya duduk, dengan segera saya tolong lalu saya antar ke rumah ahli pijit, karena saya lihat tangan beliau memar dan seperti terkilir akibat hempasan motor ke badan jalan. Itu lah titik awal perkenalan saya dengan beliau.
Pada kesempatan kali ini saya merasa penting menjelaskan kata "Titik". Kenapa titik? Karena dari titik itulah saya semangat untuk menulis dan semoga bisa menjadi inspirasi juga untuk santri saya dipondok.
Semua kita, bahkan anak SD pun sudah tahu bahwa titik merupakan tanda baca berhenti, bukan? Semua tulisan berawal dari titikan tinta yang mereka goreskan melalui ujung alat tulis, seolah mereka sedang melukis dan menghasilkan berbagai bentuk huruf yang kita kenal dengan huruf Alfabet, huruf-huruf tersebutlah yang disusun menjadi penggalan-pengalan kata kemudian dirangkai menjadi kalimat dalam tulisan untuk menyampaikan informasi tertentu. Titik-titik yang digambarkan dalam bentuk huruf adalah sebagai media informasi antar manusia, untuk saling mengenal, berbagi pengalaman, berbagi informasi, surat menyurat, dan lain sebagainya.
Tanpa kita sadari ternyata simbol titik saja mempunyai banyak pengaruh dalam kehidupan kita. Dalam pelajaran bahasa titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. Ada sebagian penulisan bahasa yang tidak pakai tanda titik, yaitu bahasa Thai. Tanda titik juga dipakai dalam penyingkatan seperti gelar dan lain-lain, di Eropa dalam ilmu matematika tanda titik merupakan representasi desimal, dalam ilmu komputer tanda titik digunakan sebagai delimiter yang biasa disebut dot, seperti https://www.google.com.
Namun saya berpandangan titik bukan tanda berhenti, bagi saya titik tanda jeda sembari mengumpulkan energi baru untuk melanjutkan perjuangan hidup. Ketika kamu berjuang melakukan yang terbaik dalam hidup akan selalu ada musuh terbaik yang menghalangi perjuanganmu, itulah yang dinamakan ujian. Sahabat saya bilang setiap ada Muhammad akan ada Abu Jahal, artinya setiap ada orang malakukan kebaikan akan ada orang melawan dengan kejahatan, tapi harus kamu yakini Allah selalu berpihak pada orang yang baik. Lalu Apakah kamu akan berhenti melakukan yang terbaik? Lalu kamu larut dalam kesedihan? Lalu kamu menyalahkan dirimu ? Jika iya artinya kamu gagal.
Ketika kamu lelah istirahatlah sambil memikirkan strategi apa yang akan kamu lakukan untuk mewujudkan kebaikan itu dalam sisa hidup kamu. Kembalilah kepada Allah dan minta kepadaNya pertolongan agar dimudahkan jalan perjuangan kamu dalam melakukan kebaikan. Mulai lah kembali perjuangan kamu, dititik mana kamu sempat berhenti. Ingat, titik bukan berarti berhenti Saat apa yang kamu lakukan hanya berujung pada kegagalan. Jadikan kegagalan itu titik awal perjuanganmu untuk mencapai sukses yang lebih baik. Apapun profesi kamu, akan ada masanya kamu berada pada titik jenuh. Siswa jenuh belajar, guru jenuh mengajar, petani jenuh bekerja, bahkan penulispun jenuh berkarya. Sekiranya kamu larut dan berhenti dalam kejenuhan, maka tidak akan ada kemajuan sedikitpun dalam hidupmu. Begitu juga saya, sekiranya saya sampai pada titik jenuh dalam menulis lalu saya larut dan berhenti menulis, maka tidak akan ada tulisan ini.
Erpalzi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat tersanjung, terpampang nama saya dalam tulisan ini. Terimakasih atas bantuannya ketika itu, walau tidak tertulis dalam buku "Asa di Ujung Sutera", tapi tetap terpatri dalam ingatan saya.
Sama2 Pak, karena pejuang sejati itu dapat menginspirasi pejuang selanjutnya pak. Bapak telah inspirasi saya untuk mulai menulis.
Mantap
Terimakasih buk..Mohon koreksinya juga..