Er supeno

Er Supeno, Praktisi Manajemen Proyek Pendidikan, Konsultan Program Pengembangan dan Kepemimpinan Sekolah. Sampai dengan tahun 2020 ini ia menjadi konsultan te...

Selengkapnya
Navigasi Web

MEMBEDAKAN LENGKUAS DAN KUNYIT PADA BDR, ANAK BELAJAR HOTS KAH?

MEMBEDAKAN LENGKUAS DAN KUNYIT PADA BDR, ANAK BELAJAR HOTS KAH?

Oleh : Er Supeno

Suatu ketika anak-anak menginginkan sate yang tidak masuk menu makan malam keluarga padahal seluruh bahan tersedia, mereka mesti dipahamkan konsekuensinya yaitu memasak sendiri. Ini hanya masalah kesediaan mengurangi waktu bersantai yang biasa dimaanfaatkan guna membaca bebas, bermain gawai demi untuk hiburan setelah berkegiatan BDR.

Sebagai orang tua, siapkan diri merespon pertanyaan anak-anak ketika sekitar persiapan bumbu masakan. Anak yang satu menanyakan, "Bumbunya apa?, Kalau ini lengkuas atau kunyit". Belum lagi selesai, adiknya ceriwis memastikan apa betul jika dibungkus daun papaya selama 30 menit akan empuk dagingnya.

Orang tua mesti jeli melihat keseharian di keluarga ini sebagai sebuah teaching moment yang tepat untuk belajar. Membelajarkan keterampilan berpikir pun selayaknya dilakukan di rumah sebagaimana guru di sekolah. Termasuk hal yang sekilas nampak sepele seperti membedakan lengkuas dan kunyit. Terkesan mudah meskipun tak semua anak mengetahuinya.

Anak kelas X tidak selalu belajar pangkat akar & logaritma, persamaan liner, dan pertidaksamaan saja agar mampu menalar. Demikian juga siswa kelas VII tidak melulu dengan pemahaman akan persamaan dan pertidak-samaan linier, perbandingan dan aritmetika, serta muatan kurikulum lainnya. Jika sekedar membedakan kunyit dan lengkuas apa esensinya? Toh nanti akan bisa dengan sendirinya. Mungkin itu yang terlintas di benak sebagian orang tua.

Menjawab pertanyaan seputar bumbu masakan tentu saja bukan perkara sulit bagi orang tua, terutama ibu-ibu yang terbiasa sibuk di dapur. Apalagi hanya sekedar membedakan kunyit dan lengkuas. Berlatih berpikir HOTS itu sepertinya tidak selalu yang susah-susah pada aspek matematis saja. HOTS itu rasanya lebih nyantol di otak dengan fenomena keseharian yang lekat dengan anak.

Dengan bermodalkan gadget yang mereka miliki, tentu saja seorang anak-anak bisa berselancar bebas menemukan informasi yang dibutuhkan secara cepat. Beda jaman beda pula cara belajar. Mereka merupakan generasi yang menginginkan hasil cepat untuk segala keinginan disamping mendapatkan kepuasan setelah secara mandiri menemukan secara. Rewards of the Hunt. Itulah penghargaan sesungguhnya yang membuat anak ketagihan membangun pengetahuan. Terus dan terus belajar. Bagi anak-anak masa kini model guru yang rajin menyuapi berbagai pengetahuan justru akan menghadirkan kebosanan.

Intinya, memberikan tantangan kepada anak-anak agar keterampilan berpikir kritis tidak identik dengan berkegiatan yang njelimet bikin mumet dan matematis. Soal boleh saja sederhana, namun tidak dengan proses berpikirnya.

Referensi : https://medium.com/@svharivinod/making-your-product-a-habit-the-hook-framework-7815f94a2ddf

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasan nya Pak. Anak zaman now memang begitu Pak! Banyak tak kenal dg bumbu dspur.

06 Aug
Balas

Se7 ..kereen mas ;)

06 Aug
Balas



search

New Post