MASA PANDEMI, PELUANG BESAR MEMPERBAIKI KOMUNIKASI KELUARGA KAMI
Masa pandemi dengan segala dampaknya terhadap dunia pendidikan telah berubah dengan menyediakan berbagai platform pembelajaran digital yang berdampak pada kinerja sekolah, terutama pada pembelajaran siswa. Pun orang tua tidak luput dari dampak berubahnya pembelajaran, salah satunya semaksimal mungkin memfasilitasi kebutuhan perangkat teknologi berupa gawai yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.
"Yah, beli hapenya pake uang aku saja boleh?", tanya anak saya yang kini telah terdaftar sebagai santri baru di sebuah pondok pesantren di Bandung Barat.
Sore itu kami sekeluarga memang tengah mendiskusikan kebutuhan gawai untuk keperluan belajar anak. Tidak perlu mahal, namun yang terpenting bisa digunakan semaksimal mungkin mendukung belajar. Itu poin pentingnya.
"Tidak, Kak. Sampai kamu umurnya 15 tahun seperti kakakmu, baru akan diijinkan memiliki hape sendiri untuk kebutuhan belajarmu”, jawab saya dengan tidak ingin mengecewakan keinginan anak kedua kami.
"Beli hape pake uang ayah bunda, statusnya dipinjamkan, makenya kalau dibutuhkan untuk belajar dan saat-saat jam fun-time".
Iya, kami di rumah punya kesepakatan jadwal kegiatan yang setelah tahun pelajaran baru disesuaikan dengan jam belajar anak dari sekolah.
Pandemi ini betul-betul membawa kami sekeluarga pada keterbukaan, komunikasi yang semakin menyenangkan antara anak-anak dengan orang tua. “A Blessing in Disguise “, sesuatu yang pada awalnya tidak kami sukai ternyata membawa berkah tersendiri.
Ternyata tak hanya guru saja yang mesti memahami digital pedagogy, mengajarkan anak-anak kapan menggunakan perangkat digital dan kapan tidak, bukan sekedar mendekatkan anak pada teknologi atau menggunakannya. Pun demikian pentingnya kami sebagai orang tua memahami seni mendidik anak-anak.
Digital Pedagogy, kami memahaminya sebagai upaya memasukkan berpikir kritis kepada anak-anak kapan, bagaimana, dan apa yang bisa dimanfaatkan dari teknologi dari yang paling sederhana. Ini tanggung-jawab orang tua, tidak hanya dalam masa pandemi, bahwa pendidikan mestinya berbasis keluarga dengan sekolah dan lingkungan sebagai pendukung utama.
Anak-anak adalah pembelajar yang cepat. Sodori saja gadget, maka dengan cepat ia akan berinteraksi dengannya tanpa banyak diajarkan. Mereka memang generasi yang berbeda, maka butuh belajar dengan cara berbeda pula.
Inilah keluarga kami. Anak belajar, orang tua pun demikian.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar