Ternyata Suamiku ODHA (40)
40.
Kapuk yang memiliki nama latin Ceiba pentandra ini berasal dari benua Amerika bagian tengah dan selatan.
Posisi pohon kapuk sangatlah strategis, tepat di tengah-tengah Takol. Jika sedang berbuah, maka buah-buah yang sudah mengering dan pecah akan diterbangkan angin. Untuk kemudian serat yang berwarna putih itu akan hinggap dan menutupi rerumputan hijau yang terhampar. Seolah bagaikan butiran salju, sungguh seperti berada di dunia dongeng.
"Hey, Hanna. Dari tadi kamu kok ngelamun aja. Senyum-senyum sendiri lagi. Horor ah!"
Tepukan hangat Mbak Yayuk di pundakku, membuat anganku yang sempat terbang mengembara kembali mendarat di bumi nyata.
"Aku gak melamun, Mbak. Hanya sedang membiarkan ruang memoriku memutar file yang tersimpan. Nostalgia gitulah kira-kira!"
Penjelasanku disambut riuh celoteh dan tawa hadirin yang hadir. Ada Na dari Ciawi. Kang Rudi dan Suminta yang asli Bogor. Dan nun dari Kota Malang hadir Kang Tono yang dari dulu hingga kini abadi kami sapa dengan Pak Komti.
Kami mulai reuni dengan menelusuri jejak-jejak ruang kuliah yang merupakan saksi bisu perjuangan kami menimba ilmu.
Ada dua ruang kuliah yang desain interiornya seperti bioskop. Tempat duduk yang bisa dilipat, disusun sedemikian rupa seperti anak tangga. Kami berebut menempatkan diri pada posisi yang paling sering kami duduki.
"Hann, kamu biasanya duduk di pojok kiri depan, kan?"
Seloroh Kang Tono,
Aku menanggapinya dengan anggukan dan senyum.
Selanjutnya kami menuju pojok favorit yaitu DPR. Di sana terdapat es doger yang maknyus yang bersanding dengan bakso yang top markotop. Eh iya DPR itu bukan singkatan dari Dewan Perwakilan Rakyat, melainkan Di bawah Pohon Rindang seuai dengan tempat penjualnya mangkal.
Rencananya kami akan makan siang di sana. Tapi sayang seribu sayang, ternyata setelah kampus pusat berpindah ke Dramaga. Hal tersebut berdampak pada warung makan baik yang berada di dalam maupun di luar kampus. Dan pada akhirnya mereka harus rela gulung tikar.
Tak jadi menikmati bakso dan es doger di DPR, perjalanan kami putuskan kembali ke Takol untuk sesi cekrak-cekrek alis foto-foto.
Kalau untuk urusan yang satu ini, dijamin golongan emak-emak yang paling heboh.
"Fotoin Ami dong, Hann!"
Ami meminta difoto dengan gaya duduk bersila dengan kedua tangan menangkup di depan dada, meminjam gaya ala pertapa. Ah ada-ada saja sahabatku yang satu ini.
Kumandang azan panggilan salat zuhur yang begitu merdu dari mesjid kampus. Mengingatkan kami untuk menepi sejenak dari hiruk-pikuk keseruan reuni. Bersegera mensucikan diri untuk menghamba dalam rukuk dan sujud.
Bersambung.... .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Essip.. Mohon maaf lahir dan batin ukhti... Barokalloh...
Tabah dan sabar menjalani bunda. Selamat lebaran mohon maaf lahir dan bathin
Alhamdulillah bisa tayang ya bun
Iya Bun. Alhamdulillah
Minal aidzin WAL Faidzin mohon maaf lahir dan batin
MMa Pak
Cerita yang sangat berkesan bu Erwin semoga sehat selalu bersama keluarga tercintz