Erwin Yarnita

Dilahirkan pada 7 Agustus 1971 di Simpangan OKU Sumatera Selatan. Alumni SDN 16 Baturaja 1984, SMPN 2 Baturaja 1987 SMAN 1 Baturaja 1990, IPB D 3 Pendidikan Bio...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Suamiku ODHA (38)

Ternyata Suamiku ODHA (38)

38.

"Hayuk mangga tuang heula atuh, Neng!"

Suara teteh dengan logat Sundanya yang sangat kental, menyilakanku menikmati santap siang.

Pasukan cacing yang ada diperutku serentak memainkan musik orkestra. Seakan mereka melihat hidangan lezat yang telah tersaji.

Ada sayur asem, ikan asin goreng, ayam goreng, lalapan dan sambal terasi tentunya.

Tanpa sungkan aku meluluskan hajat tuan rumah untuk memuliakan tamunya. Menikmati hidangan yang sungguh istimewa itu. Alhamdulillah.

"Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan."

Maka demikianlah, tak membutuhkan waktu yang lama. Semua isi piring sudah berpindah ke dalam perutku.

Setelah mengobrol sejenak, aku meminta izin untuk membersihkan diri.

Menikmati sejuknya pancuran air yang dialirkan langsung dari sumbernya, sungguh serasa menghidupkan seluruh sel-sel di sekujur tubuhku. Dinginnya air masih sama seperti yang pernah kurasakan saat pertama kali aku datang sebagai anak kos, duapuluh lima tahun yang lalu.

Sementara itu, perjalanan sang bagaskara pada orbitnya kian menjauh. Meninggalkan jejak merah saga bercoret warna kelabu. Entah mengapa aku selalu suka pada senja. Bagiku senja adalah kedamaian.

***

"Dik Lia, Teteh hatur nuhun pisan nyak, abdi nyuhunkeun pamit!"

Aku meminta diri pada tuan rumah untuk bergabung dengan Ami, sahabatku yang kini menetap di kota Garut.

Tiga hari yang lalu kami sudah bersepakat melalui WhatsApp untuk menyewa kamar penginapan untuk ditempati bersama.

"Biar bisa nyicil reunian sepanjang malam."

Demikian Ami beralasan.

Tak dinyana, setelah aku tiba di penginapan yang dimaksud. Ternyata tidak hanya Ami yang menyambutku. Wati si tuan rumah, Venny yang asli Manado namun berdomisili di Bekasi. Juga Haifa yang kini tinggal di Tangerang telah bergabung terlebih dahulu.

" Hanna..."

Mereka berempat secara bersamaan berlari menghambur memelukku. Duh tubuhku yang mungil ini serasa kian sesak dan sumuk alias gerah.

"Hey engap, tau!"

Teriakku lalu memonyongkan bibir sembari berusaha melepaskan pelukan mereka. Tubuhku seperti dihimpit batu. Setelah berhasil membebaskan diri kami berlima terkekeh bersama. Hingga terdengar bunyi dering panggilan dari gawaiku.

Duh siapa yang telepon ya? Bersambung... .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pertemuan sahabat yang sangat menyenangkan setelah sekian lama tidak bertemu next bunda

04 May
Balas

Waduhh...mas Soni kah itu? Dtggu dinda. Mumpung bs bc & komen di blog ini. Met idul Fitri mf lhr btn ...

02 May
Balas

Terima kasih Oma telah menyempatkan singgah. Happy holiday

03 May



search

New Post