Erwin Yarnita

Dilahirkan pada 7 Agustus 1971 di Simpangan OKU Sumatera Selatan. Alumni SDN 16 Baturaja 1984, SMPN 2 Baturaja 1987 SMAN 1 Baturaja 1990, IPB D 3 Pendidikan Bio...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Suamiku ODHA (42)

Ternyata Suamiku ODHA (42)

42. Sidang Pertama

"Ma, kita jenguk papa yuk!"

Zacky merengek sambil mengguncangkan tangan kananku. Aku merubah posisi berjongkok, sehingga posisiku kepalaku sejajar dengannya. Kutatap matanya yang terlihat layu. Lukisan kesedihan masih tergambar jelas di sana. Kehilangan memang selalu meninggalkan luka yang tak berdarah.

"Baiklah sayang, sana berkemas!"

Kucubit kedua pipinya yang sungguh menggemaskan itu.

"Ah mama, sakit tahu!"

Bibirnya mengerucut dan kedua tangannya mengusap pipi yang barusan menjadi korban kegemasanku

"Maaf, maafkan mama ya. Please!"

Kutangkupkan kedua tanganku di depan dada. Muka kubuat seserius mungkin agar tergambar kesungguhan di sana.

Melihat aku memohon seperti itu. Aura wajah Zacky yang semula terlihat sewot, perlahan berubah berhias senyum.

Kubuka kedua tanganku lebar-lebar. Seketika anak bungsuku itu menghambur ke dalam pelukanku.

"Love you, honey."

Bisikku di telinga Zacky

"Love you too, Mom!"

Zacky membalas dengan ciuman kecil yang mendarat di pipi kananku.

Maka demikianlah, ikatan kasih sayang ibu pada buah hatinya sungguh tak berbatas. Sehingga orang bijak melukiskannya dalam sebuah pepatah,

"Kasih anak sepanjang penggalah, kasih ibu sepanjang masa."

Adalah benar dan nyata adanya.

***

Mentari baru saja naik sepenggalah, kala aku bersama dua buah hatiku Sonia dan Zacky membelah jalan. Menyisir kepadatan lalu lintas menuju tempat dimana ayah mereka berdomisili sementara.

Kilauan cahaya emas yang mengintip di sela-sela rerimbunan pohon karet, seolah kilau berlian yang sungguh menakjubkan.

Kami baru saja memasuki kawasan alaska alias alas karet atau perkebunan karet, di kawasan Polokarto. Saat gawaiku tiba-tiba menjerit.

"Assalamu'alaikum, Dok!"

Suara Ustaz Iqbal yang menelpon dari ujung sana, terdengar sedikit bergetar.

"Bu Dokter, mohon segera menuju ke Rumah Sakit Moewardi Surakarta. Pak Soni, Dok!"

Ustaz Iqbal memutus sambungan telepon, sebelum aku sempat menjawab barang sepatah kata pun.

Aku segera memutar arah, untuk menuju rumah sakit yang disebutkan Ustaz Iqbal tadi.

"Mama, Papa kenapa?"

Tanya Sonia yang duduk di sampingku.

Kutatap wajah kepo nan polos itu,

"Papa dirawat di rumah sakit, Nak!"

Jawabku singkat. Untuk kemudian aku kembali fokus menyetir, menambah kecepatan agar bisa segera tiba di sana.

Bagaimana kondisi Soni kini, akankah dia sehat kembali atau?

Maaf tunggu jawabannya besok. Tabik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hati anak nyambung sama ayahnya. Hiks

09 May
Balas

Semakin rumit... Keren ukhti.. Barokalloh...

08 May
Balas

Keren menewen bunda, lanjutkan. Selamat menikmati sisa libur lebaran bersama keluarga tercinta. Salam sehat dan selalu bahagia bersama keluarga tercinta.

07 May
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih sudah berkenan singgah pakdhe. Barokallah

07 May

Ditunggu kelanjutannya bunda sayang

07 May
Balas

InsyaAllah neng geulis. Hanupis

07 May

Cerita yang asyik, bikin penasaran.

08 May
Balas

ThNk Bun. Barokallah

11 May



search

New Post