Erwin Yarnita

Dilahirkan pada 7 Agustus 1971 di Simpangan OKU Sumatera Selatan. Alumni SDN 16 Baturaja 1984, SMPN 2 Baturaja 1987 SMAN 1 Baturaja 1990, IPB D 3 Pendidikan Bio...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Suamiku ODHA (46)

Ternyata Suamiku ODHA (46)

46. Pembacaan Putusan Sidang

"Dengan mengucap Alhamdulillah sidang kami tutup. Tok... Tok... Tok."

Bunyi ketukan palu tiga kali oleh ibu hakim ketua, mengakhiri pembacaan putusan sidang gugat ceraiku terhadap Mas Soni.

Sesuai kesepakatan, kedua buah hati kami Sonia dan Zacky akan diasuh bersama. Walau semula Mas Soni menginginkan hak asuh atas mereka.

Aku juga tidak menuntut harta gono-gini.

Sehingga pembacaan putusan sidang tidak memakan waktu yang lama.

Baru kali ini disepanjang perjalanan usiaku, aku melakukan sesuatu yang bukan dari hatiku. Sesuatu yang sungguh tidak aku sukai namun semata-mata hanya menuruti keinginan Mas Soni.

Dan atas nama cinta, aku menurutinya. Aneh bin ajaib memang, namun nyata adanya.

Ach, hidup ini memang panggung sandiwara. Semua orang mendapatkan peran sesuai kapasitasnya

Setelah mendengar langsung putusan sidang, aku merasa seperti layang-layang yang putus talinya. Hampa menguasai jiwa ragaku.

"Hasbullah wa ni'mal wakil. Cukuplah Allah sebagai penolong ku."

Zikir yang kurapal berulang-ulang di dalam hati, kuniatkan sebagai obat bagi hatiku yang sedang hancur.

Setelah menyelesaikan administrasi, aku bergegas untuk pulang.

Di sepanjang perjalanan kala membelah keramaian, menyibak kepadatan lalu lintas. Aku teringat akan tausiyah ustaz Adi Hidayat yang kusimak melalui media sosial menjelang tidur semalam.

Sebuah nasehat robbani yang mengutip sebuah ayat,

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Ya mungkin apa yang sedang menimpa diri ini, walau terasa sakit yang amat sangat namun akan membawa kebaikan untuk kami semua.

***

Jeritan alarm saat jarum jam terjebak di angka tiga, membangunkanku untuk memulai hari.

Guyuran air suci mensucikan merelaksasi seluruh saraf-saraf hingga ke ujungnya. Untuk selanjutnya menghamba pada pemilik semesta melalui rukuk dan sujud yang panjang.

Seperti biasanya, saat berangkat melaksanakan tugas, aku menyempatkan diri mengantar kedua buah hatiku ke sekolah. Mereka berdua bersekolah di SD Islam Terpadu di kawasan Solo Baru. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari rumah sakit tempatku bekerja.

"Belajar yang sungguh-sungguh ya, Nak!"

Sonia dan Zacky mengangguk lalu secara bergantian mencium punggung tanganku dan aku membalas dengan ciuman di kepala dan kedua pipi mereka.

Maka demikianlah, sesampainya di rumah sakit aku sudah ditunggu olah puluhan pasien dengan aneka ragam keluhan.

Dan aku sungguh bersyukur dan bahagia menjalani profesi ini. Profesi yang menjadi cita-citaku di masa kecil dulu.

Aku tenggelam dalam aktivitas rutin ini, hingga tak terasa putaran waktu berjalan sangat cepat. Membawaku melalui hari-hari dengan penuh warna.

Sebulan telah berlalu aku menyandang predikat sebagai singel parent. Dan telah sebulan pula aku tak menerima kabar dari Mas Soni. Ada rasa kehilangan di palung hatiku yang terdalam.

Walau bagaimanapun, perpisahan selalu meninggalkan luka. Luka yang hanya akan pulih seiring dengan berjalannya sang waktu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Episode pahit yang harus dijalani. Hiks. Semangat selalu ya, Bu Dokter

12 May
Balas

Asiyap Bu Guru. Thanks untuk supportnya.

12 May

cerita yg menarik

11 May
Balas

Terima kasih sudah berkenan singgah, Bun. Barokallah

11 May

Masya Allah cerita yang menarik dengan diksi-diksi yang indah. Lanjut Jeng.

11 May
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih apresiasinya neng geulis. Barokallah.

11 May

Keren ceritanya, Bu. Salam sukses selalu.

11 May
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih. Sukses juga untuk ibu sekeluarga. Barokallah

11 May

Semoga sabar dan tabah. Sakitnya berpisah tapi masih cinta. Ceritanya semakin menarik Bu...

14 May
Balas

Masih berlanjutkah ceritanya bund

11 May
Balas

Insya Allah Neng

11 May

Betul bun, dunia ini panggung sandiwara. Kisah yang pilu, semoga anak2 tidak terkena dampaknya bunda Yarnita

11 May
Balas

Aamiin. Terima kasih untuk apresiasinya Bun. Barokallah

12 May

Wauw..wauw...kerennya crt ini. Dtggu lanjutannya ya Dinda. Sht sllu

11 May
Balas

Aamiin. Oma juga

12 May

Ceritanya menarik. Semoga lukanya mendapatkan obat segera. Salam literasi.

11 May
Balas

Aamiin. Terima kasih supportnya Bi. Barokallah

11 May

Cerita yang makin menarik. Semoga sehat dan bahagia selalu Bunda.

12 May
Balas

Aamiin. Panjenengan juga

12 May



search

New Post