Erwin Yarnita

Dilahirkan pada 7 Agustus 1971 di Simpangan OKU Sumatera Selatan. Alumni SDN 16 Baturaja 1984, SMPN 2 Baturaja 1987 SMAN 1 Baturaja 1990, IPB D 3 Pendidikan Bio...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Suamiku ODHA (49)

Ternyata Suamiku ODHA (49)

49.

"Ya, Hann."

Mas Soni kemudian mengambil posisi berjongkok di sisi kananku. Dia menengadahkan kedua tangannya, melangitkan doa untuk kesejahteraan dan memintakan ampunan bagi mereka semua yang menghuni area pekuburan ini.

Sengatan sinar mentari semakin menggigit kulit. Saat kami berjalan beriringan menapaki pematang sawah. Nyanyian burung pipit yang tadi begitu ramai bersahut-sahutan, kini tampak sunyi. Sepertinya mereka semua telah menepi untuk rehat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan.

"Sehat, Mas?"

Aku menoleh ke arah Mas Soni yang berjalan mensejajariku.

"Alhamdulillah, Hann. Seperti yang kamu lihat."

Sejurus kemudian kami sibuk dengan pikiran masing-masing sambil menikmati hijaunya persawahan yang terbentang bagai permadani di kaki langit.

***

Malam ini aku berencana tidur lebih awal karena besok pagi-pagi sekali aku akan bergabung dengan teman-teman di kantor Zam-zam Tour and Travel, yang berlokasi di Sukoharjo.

Sebelum rehat aku menyusul Sonia dan Zacky yang asyik bercengkerama dengan papanya di gazebo dekat kolam ikan.

Suar gemericik air yang dibuat seperti air terjun namun berukuran kecil, sungguh mengundang ketenangan.

"Sayang, besok bakda subuh mama akan bergabung dengan rombongan. Kalian baik-baik sama papa, ya!"

Aku berpamitan dengan kedua buah hatiku. Kutatap Sonia dan Zacky bergantian. Tak terlihat aura kesedihan yang terpancar.

Zacky yang baru menginjak usia lima tahun itu malah terlihat sangat antusias.

"Asyik, papa besok kita renang ya, Pa?"

Aku mengulum senyum melihat tingkahnya. Memang dunia anak tidaklah ribet seperti orang dewasa. Yang ada di pikiran mereka hanya bermain dan bermain.

"Teruslah bertumbuh dengan sehat dan bahagia, Nak!"

Doa kupanjatkan dalam diam.

Sementara itu, Sonia yang berusia sepuluh tahun. Terlihat sedikit murung.

"Hey anak cantik mama kok sedih gitu!"

Aku menggodanya dengan sedikit cubitan kecil di dagunya.

"Mama gak lama kan?"

Tanyanya dengan mimik yang terlihat sungguh lucu.

"Hanya sepuluh hari, sayang."

Jawabku sambil menunjukkan sepuluh jari tanganku.

"Kan ada papa di sini menjaga kalian."

Lanjutku kemudian.

Sejurus kemudian Sonia melukis senyum di bibirnya.

Kini tatapan mataku beralih ke Mas Soni. Dia terlihat sedikit pucat.

"Mas Soni sudah minum obat?"

"Nanti saja Hann, menjelang tidur."

Jawab Mas Soni sambil menggeser duduknya agar bisa bersandar nyaman di tiang gazebo.

"Ya sudah. Aku pamit dan titip anak-anak ya, Mas!"

Mas Soni memberikan jawaban dengan anggukan kecil yang diikuti senyum.

Aku segera masuk ke kamar untuk berkemas agar besok saat akan berangkat, semua persiapan sudah selesai. Setelahnya aku merebahkan diri untuk memberikan hak pada jasadku yang sejak pagi belum kupenuhi

"Bismika Allahumma ahya wa amuut."

Yuk kita rehat dulu.

Tabik... .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ditunggu kelanjutannya bunda sayang

14 May
Balas

Insya Allah neng geulis. Terima kasih sudah berkenan singgah. Barokallah

14 May

Sllu keren dan sy tggu lanjutannya dinda.

15 May
Balas

Diao Oma syantik. Happy weekend.

15 May

Keren puisinya Bunda Erwin yarnita. Salam sehat. Maaf lair dan batin''

15 May
Balas

Alhamdulillah. Maaf lahir dan batin juga Ibu Alina. Barokallah

15 May



search

New Post