Puisi
Dialog Pinggir Telaga
oleh : Eryka Syams
Pinggir telaga biru senja ini
Sepasang meja kursi berbicara
Ada sebuah diary bersampul ungu dan sebuah dawat Secangkir kopi panas diam di sampingnya
Kan ke mana arah kata?
Sementara Jiwa damai berkelana
Menyelam di kehitaman kopimu ayah
Aku terlahir dari darah dan jiwamu yang menyatu
Ingin segera kuteguk kopi itu, sebab kutahu tak guna ku menunggu
Kau tlah tidur sejak siang tadi
Aku kembali bergelut dalam kata dan karsa
Hingga jadi sajak yang tak pernah dimengerti siapa pun Karena, apa yang mereka pikirkan ternyata tak sesederhana yang mereka duga
Ayah... kopimu tlah membeku..
Aku masih merangkai kata
sampai tiba kunang-kunang bawa cahaya
Keyakinanku.. Kau merasakannya.
Cileungsi, 06072018, 14:59 wib
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar