Jarang-jarang mengisi hari libur dengan bepergian. Biasanya kegiatan di waktu libur diisi dengan kesibukan sebagai ibu rumah tangga, editor, penulis, dan mempersiapkan materi pelatihan menulis bagi giru-guru se nusantara.

Kali ini perjalan jauh dilakukan—Solok ke Sijunjung mengunjungi teman. Perjalanan yang dilakukan dadakan saja, tanpa persiapan apa-apa, kecuali motor yang kemaren selesai diservice.

Sebelum berangkat, aku dan teman perjalanan singgah dulu di rumah makan untuk sarapan pagi, karena teman ini belum lagi makan.

Aktivitas sarapan yang tak lama segera usai, perjalanan dilanjutkan ke aeah Sawahlunto–Sijunjung. Sesampai di daerah Sungai Lasi, rasa kantuk malah menyerang kami berdua. Akhirnya berhentilah di pinggir jalan.

Beberapa kali berhenti malah membuat perjalanan makin lama. Sehingga, berhenti lagilah di pinggir jalan daerah Sijunjung. Kebetulan ada penjual duku yang kami lihat.

Bhenti tak sekedar membeli duku lantas pergi. Namun kami duduk dulu. Menikmati beberapa butir duku yang sudah ditakar ke dalam kantong kresek kecil. Sekantong harganya lima ribu rupiah.

Duku di sini berbeda dengan duku Palembang. Jika duku Palembang kebanyakan rasanya manis saja, maka duku ini rasanya manis, dan sedikit asam. Sehingga rasa buah yang sesungguhnya dapat dirasakan .

Ah, duku yang enak ternyata perlu didapatkan dengna menempuh jarak yang jaih. Apalagi musim panas seperti sekarang, konsumsi buah-buahan menjadi suatu kewajiban.

Ayo, perbanyak variasi biah, agar didaoat vitamin yang melimpah dan rasa yang juga kaya.