Pada Hujan Sore Ini
Deru nafas bumi dan suara amuk langit
Memenuhi pendengaran
Dan kilatan yang hadir memecah nyaman
Menjadi ketakutan dan kecemasan.
Pada rintik-rintik air yang berubah basah
Aku temukan lagi kenangan yang mengapung
Membuatku cemas dan termenung.
Pada hujan yang jatuh sore ini
Kecemasan tertambat pada luka yang pernah hadir
Di musim dan bulan yang sama.
Ada tangisan serupa air hujan yang turun
Diingkari kemudian dicampakkan
Direnggut kemudian dirayu lagi
Dikembalikan kemudian ditarik pergi lagi.
Ada basah pada pipi
Mengalir dan bermuara di dada yang basah
Dan luka di dada kembali rengkah.
Pada hujan yang turun sore ini
Aku mengalah tiada lagi tabah.
Kubiarkan luka kembali bernanah.
Solok, 12 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisinya keren, ikut merasa getir, semoga bukan kisah dari penulisnya. Salam kenal.