Erza Surya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rendang yang Beda

Rendang yang Beda

Alhamdulillah, akhirnya semalam hujan turun juga. Walaupun tidaklah terlalu lebat, namun cukup membuat cuaca panas penuh debu sedikit berkurang.

Segarnya udara pagi membuat emak sangat bergairah untuk ke sawah sebentar. Rencananya sebelum jam 11.00 WIB, beliau sudah sampai di rumah. Kebetulan sekali tak banyak yang akan beliau lakukan di sawah, hanya membuka tutupan pintu air sawah, mengingat padi di sawah sudah menampakkan malainya: orang kampung mengatakan "padi tabik".

Imah yang juga sudah selesai bersiao-siao berangkat ke kantornya seperti biasa, merasa heran melihat mak berseri-seri. Padahal biasanya dari subuh omelan beliau sudah membuat gendang telinganya pecah.

"Tumben Mak berseri-seri. Apakah ada sesuatu yang membuat Mak bahagia begini?" Imah bertanya oada mak sambil memasang maskernya.

"Kau kalau bertanya itu, jangan tutup.mulut. tak sopan tau!" Sergah mak sembari mengambil sabit dan memasang topi caping.

"Emak ini, kalau ditanya malah lain pula."

"Kau tau kenapa Mak begini gembira, ha! Tak lain karena cuaca pagi ini mendukung pekerjaan Mak. Sehingga Mak bisa cepat pula pulang dari sawah."

"Ya, itu aja Mak gembira bukan main. Gembiranya Mak seakan dapat sambal rendang serantang." Imah mengambil kunci motor dan berpamitan ke mak.

"Nah, ngomong-ngomong soal rendang, memang Mak mau membuat itu hari ini. Makanya Mak mau cepat pulang. Kebetulan nanti dapat kiriman daging dari mamak, Kau." Mak juga bersiap-siap menutup pintu rumah karena beliau juga berangkat.

"Alhamdulillah. Mah pergi dululah, Mak. Jangan Mak habisin pula rendangnya untuk dibagi-bagi lagi." Imah segeramenghidupkan motor dan melaju ke jalan.

Mak hanya bisa geleng-geleng kepalaelihat anak perempuannya itu. Tak terasa kalau anaknya sudah siap dipinang oleh laki-laki. Artinya mak bakal hidup sendirian di rumah, itu pun kalau Imah mengikut suaminya pula. Lain lagi kalau Imah dan suaminya tinggal sama beliau, maka bertambahlah tanggungan beliau.

Sepulang dari sawah dan selesai melepas lelah, mak mulai sibuk lagi di dapur mengolah rendang. Jika zaman dulu, mak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan santan, maka sekarang tinggal dibeli di warung sebelah yang sudah menyediakan jasa pemerasan santan kelapa.

Sorenya, seperti biasa. Mak dan Imah berkumpul kembali. Setelah membersihkan diri masing-masing, mereka berkumpul di meja makan. Kebiasaan mereka makan malam sebelum jam enam sore.

"Mak, enak betul rendangnya ini. Dagingnya empuk. Bolehlah besok Imah bawa ke kantor untuk.makan siang." Celetuk Imah sambil menyendok nasi ke mulut.

"Kau mulai lagi bicara sambil makan. Tak baik. Jalan nasimu itu nanti ke tenggorokan." Emak sudah mulai lagi.

"Hmmmmm, yah." Imah mengunyah suapannya, dan sekali lagi mengambil rendang dari piring.

"Pueh! Mak, apaan ini. Kok rasanya lain." Imah meludahkan suapannya ke tangan. Ia cepat-cepat menyeruput air dari gelas di sampingnya.

"Nah, sekarang tau Kau rasanya lengkuas. Seharusnya Kau makan itu. Bukan hanya sebagai bumbu, tapi juga untuk obat." Mak cuek aja melihat Imah sudah jengkel.

"Mak ini, seharusnya jangan dipotong seperti daginglah. Atau Mak keluarin tadi dari rendang setelah masak. Itu lengkuas bisakan Mak blender."

"Banyak bacotmu. Tahumu juga cuma makan. Mak suruh mengaduk santan, alasan Kau itu seribu satu. Tak akan seenak lengkuas digeprek sambal rendang dibanding lengkuas diblender." Nah, Imah kena semprot bertubi-tubi.

Yah..., emak menang lagi. Imah hanya menekur saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap buk erza, bawa rendang nya besok waktu pembubaran panitia.

18 Mar
Balas



search

New Post