Erza Surya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Satu, Dua, Tiga Bakwan Tek Bayan

Hari ke empat di rumahkan, rasanya sungguh sangat membosankan menurut Imah. Emak pun juga uring-uringan melihat anak gadisnya itu yang selalu mondar-mandir setiap kali meeting online dengan teman-temannya, di depan laptop. Sehabis itu, pastilah anaknya itu akan memeriksa tudung nasi, kulkas atau tempat penyimpanan makanan lainnya.

Selera makan gadis yang kena pingit pekerjaan, ternyata di luar dugaan emak. Sudah bermacam-macam masakan yang beliau buat, tetap saja tak cukup-cukup. Meski begitu, tubuh Imah masih tetaplah langsing—sudah macam cacing, kata emak.

"Apa kegiatan Kau lagi, Mah?" Emak akhirnya bertanya juga untuk memecah suana.

"Kosong, Mak. Laporan sudah Imah kirimkan tadi. Mau istirahat bosan juga." Imah cemberut dan melemparkan bokongnya ke kursi sambil memeluk bantal.

"Kalau begitu, Kau ikut Mak ke ladang sebentar. Kita pergi melihat sayur yang ada di sana!" Ajakan emak sebenarnya adalah perintah. Sehingga mau tak mau Imah harus mengikuti. Apalagi jarak ladang satu kilometer dari rumah. Tentu tak tega Imah membiarkan emak jalan kaki ke sana, sendirian pula.

"Ok, Mak. Imah ganti pakaian dulu, deh."

Jadilah emak dan anak itu berangkat ke ladang. Syukurnya ladang mereka terawat baik, jauh dari semak-semak, dan ada beberapa rumah penduduk di sekitarnya. Sesampai di sana, emak segera menuju pohon rimbang yang sedang berbuat lebat. Sedangkan Imah memetik beberapa terung. Setelah selesai melakukan tugasnya, Imah duduk di "rumah-rumah ladang" yang tersedia. Sedangkan emak menyusul kemudian.

"Oiiii, Ida. Banyak panen Kau kelihatannya." Tiba-tiba seseorang muncul dari samping rumah mengaget Imah yang sedang melamun dan mengipas-ngipas tubuhnya.

"Eeehhh, Kau Bayan. Panen juga Kau?" tanya emak begitu sadar kalau yang muncul adalah Tek Bayan dari ladang sebelah.

"Ah, biasalah. Aku cuma menyiang tanaman buncis itu!" tunjuk Tek Bayan ke tanamannya yang terlihat dari sela-sela pohon duku.

Imah menyodorkan air minum ke Tek Bayan. Kebetulan mereka membawa air minum yang banyak. Beliau yang disodori pun segera meminum air itu. Kemudian beliau membuka bungkusan yang dibawanya.

"Mah, ini ada bakwan Etek bawa. Kau makanlah. Dari pada mubazir saja." Tek Bayan mengeluarkan tiga buah bakwan yang tersisa.

"Waaahh, Tek. Ini, Imah sangat suka. Mak, coba jugalah. Etek juga, makanlah. Biar kita dapat satu perorang, adil! Imah mencomot untuknya satu kemudian menyodorkannya pada emak dan Tek Bayan.

Emak dan Tek Bayan mengambil satu buah, sehingga bakwan itu pun habis. Luar biasa rasanya bakwan Tek Bayan, ada udang kecil-kecil yang terselip di dalamnya. Tak lupa sayuran kol, wortel dan beberapa butir jagung manis. Kebetulan ada cabe rawit yang tumbuh di sebelah rumah. Maka bakwan itu pun dimakan bersama cabe rawit tadi.

"Emak, nanti di rumah kita buatlah bakwan. Tak cukup rasanya ini!" Imah memelas lagi ke emak soal seleranya.

"Ke rumah Eteklah, Kau! Masih ada adonan bakwan yang Etek simpan sisa yang tadi. Lagian anak-anak etek sudah bosan sama bakwan." Etek memberikan tawaran terbaiknya.

Waaahhh, Etek memang yang terbaik, deh." Imah bertepuk tangan, senyumnya mengembang.

Tiba-tiba, "Wuaaaaa..., Mak!" Imah menjerit. Ia terjungkang ke belakang gegara duduk di kursi tanpa sandaran. Ia malah tak sadar betapa rawan duduknya itu. Mungkin ia merasa duduk di kursi di rumah juga.

"Makanya, Kau itu tak usah terlalu begitu, lonjak-lonjak pula bokong Kau di tempat duduk. Sudah, sekarang Kau beresin sayuran tadi. Kita pulang!" Emak melotot ke anak gadisnya yang kemudian tampangnya berubah cemberut akibat diomeli emak.

"Bayan, terimakasih atas tawaran Kau. Nanti biar dijemput sama Imah adonannya. Kau pulang sama kami saja sampai simpang ladang. Imah bisa boncengin kita. Mumpung badan Kau dan dia kecil." Emak segera berdiri mengambil plastik tempat sayuran yang sudah diisi oleh gadisnya.

"Satu, dua, tiga, bakwan Tek Bayan, luar biasa rasanya. Tunggu aku di rumah nanti ya, Tek!" Kata Imah sambil menghidupkan motor maticnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Enak... Enak... Enak...

23 Mar
Balas

Lanjut buk Erza, mantap

23 Mar
Balas



search

New Post