Sambal goreng ternyata tak bisa dipisahkan dari kehidupan. Walaupun ada sambal lain yang bisa diolah dengan jalan merebus, mengetim, menggulai, menumis, membakar, dan cara lainnya, namun sambal yang digoreng tetap jadi menu kesukaan, yang rasanya wajib ada di meja makan.

Begitu juga dengan emak dan anak gadisnya, Imah. Menu sambal goreng selalu ada di meja makan, biar pun porsinya sedikit. Tanpa itu, makan rasanya hambar, selera berkurang, tidak kenyang, dan ada-ada sajalah rasanya yang kurang.

Menu gorengan mak pagi ini adalah dadar telur goreng padang. Dinamakan begitu karena telur dadar ini dipopulerkan oleh daerah Padang. Telurnya tebal diberi sayuran seperti wortel dan bawang daun.

Imah pernah mencoba membuatnya, namun gagal. Telur yang dibuatnya gosong di bagian bawah, atau di bagian atasnya malah kurang matang. Jadi ia kapok membuatnya. Kalau sangat ingin, namun tak mau merepotkan emak, ia akan beli saja di kedai nasi.

Telur goreng dadar ala padang ini lebih enak disiram dengan kuah gulai. Apalagi kalau itu adalah kuah gulai ikan atau kuah gulai jengkol.

"Mah, kau beli se ons tepung terigu ke kedai sekarang!" perintah emak sembari menyerahkan uang.

"Ada lagikah, Mak?" tanya Imah.

"Untuk sekarang tidak. Bahan kita yang lain ada di kulkas." Emak beranjak segera ke dapur untuk memotong bawang daun, bawang merah, bawang putih, wortel, dan mengulek cabe merah sedikit.

Setelah Imah kembali, mereka berdua sibuk di dapur. Selain membuat telur dadar goreng, emak juga membuat gulai jengkol yang dicampur dengan ikan teri. Kata emak, jengkol itu adalah obat, bermanfaat melawan beberapa penyakit. Walau baunya menyengat, jengkol disukai oleh mereka berdua. Sehabis makan jengkol, biasanya emak akan makan kacang goreng atau makan mentimun yang dilalap.

Hasil masakan sore itu sangat menggugah selera si gadis. Di meja makan terhidang gulai jengkol, telur dadar, sambalado minyak tanak atau sambalado yang disiram minyak kelapa. Sayurnya sebagai pelengkap adalah pucuk singkong yang direbus bersama selembar seledri. Bau wangi seledri menggugah selera dan daun singkong terasa nikmat.

"Woaaaaa, Maakkk. Spektakuler ini hidangan kita kelihatannya. Meski hanya seporsi masing-masingnya, cukuplah membuat Imah serasa berada di rumah makan," celetuk gadis kagum atas masakan emak yang sangat disukainya.

"Lhaaa, kau ini. Selera makanmu itu benar-benar, deh. Tapi ingat, makan telur dadar tidak boleh banyak. Itu akan menyebabkan BABmu encer," kata emak memperingatkan.

"Siaapp, Mak. Makan aja belum, masa Emak udah larang, sih," jawabnya.

"Apa kata lau, haa. Mau mak cubit!" beliau berpura-pura mau mencubit anaknya itu.

"Ampun deh, Mak. Becanda kok," katanya lagi mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

Emak memang super, deh.