Esdi Pangganti

Guru SMAN 4 Muara Teweh Mengajar Mata Pelajaran Kimia dan Mapel. Prakarya...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU MULIA KARENA KARYANYA

GURU MULIA KARENA KARYANYA

Tidak terbayangkan kalau ada kesempatan bagiku untuk menerbitkan tulisan-tulisanku dalam sebuah buku. Maklum keadaan ekonomi keluargaku sebagai guru yang tinggal di belantara Borneo ini terhitung masih standar. Yang penting survive, apalagi aku sekarang masih punya balita, tentunya sangat memerlukan perhatian orang tuanya. Uang limaratus ribu tidak cukup untuk membeli susu Babelac dan perlengkapan balitaku yang lucu. Karena itu aku masih membagi waktuku untuk membukan private mata pelajaran kimia. Lumayan uangnya bisa di tabung.

Istriku termasuk orang yang apik dalam memanejemen keuangan kami. Walaupun ia bukan ekonom, namun kurasa ia cukup piawai mengatur keluar-masuk finansial kami untuk jangka waktu sebulan. Sungguh beruntung aku bisa hidup berdampingan dengannya. Bagi kami berdua, menjalankan hidup ini laksana team work, siapa yang bisa melaksanakan maka lakukan. Tidak main perintah. Aku sesungguhnya senang kalau kena bagian mencuci pakaian, dan menyeterika baju. Istriku senang menjemur, dan anakku yang sudah kelas 5 SD senang melipat pakaian serta mencuci piring. Kami merupakan team, jadi tidak ada yang tabu harus dikerjakan. Tidak menunggu dilayani, kalau bisa sendiri kenapa tidak dilakukan. Itulah sebabnya kami tidak mencari asisten rumah tangga.

Istriku seorang guru bahasa Indonesia, ia juga sudah mempunyai beberapa outline tulisan, dan berkeinginan untuk menjadikannya sebuah buku. Beberapa penerbit sudah kami kontak lewat kenalanku. Mereka sangat antusias dan responsif membalas pesan singkatku melalui akun WA. Namun sekali lagi kendala finansial menghentikan niat kami untuk menerbitkan buku. Kami belum sanggup untuk mengelarkan dana pracetak serta pencetakannya melebihi anggaran yang sesuai dengan plot keuangan keluarga. Entah nantinya kalau sudah terencana dengan baik.

Aku memang terhubung dengan pengelola beberapa kegiatan guru di provinsiku melalui akun media sosial. Disana dipampang undangan untuk menghadiri pelatihan menulis. Waktu kusampaikan kepada istriku. Ia yang sangat antusias ingin mengikuti kegiatan ini. Aku biasa-biasa saja. Pikirku sama saja, paling duduk, dengar, diam dan dapat materi. Undangan yang disampaikan bersifat terbatas, sehingga istriku urung mengikuti kegiatan ini, dan aku yang berangkat sesuai undangan.

Pukul 04.00 subuh aku berjanji dan salah seorang guru yang juga aktif dalam kegiatan MGMP yang mendudukan aku sebagai ketuanya untuk berangkat ke ibukota provinsi, agar pada siang hari pukul 12.00 sudah bisa cek in di hotel yang telah ditentukan. Sembilan jam menyetir, banyak diskusi dan inspirasi yang kami bicarakan selama perjalanan. Energi berlebih yang kami punya di usia renta ini, ingin kami uraikan dalam sebuah buku bagi generasi kami. Saat itu sebenarnya kondisi badanku kurang begitu prima, maklum pasca kewenangan pengelolaan SMA dialihkan ke provinsi, maka aktivitas kami banyak dikoordinasikan di ibukota provinsi, sehingga dalam satu pekan saat itu, aku kembali ke ibukota selang dua hari. Terbayangkan betapa penatnya badan renta ini. Apalagi kalau bayanganku, pematerinya cuma bicara saja dan menunjukkan powerpointnya.

Pukul 16.00 hari pembukaan itu aku bertemu dengan beberapa guru yang kukenal banyak berprestasi, dan akhirnya bisa mengimitasiku pun mempunyai predikat seperti mereka. Sungguh diluar ekspetasiku, jika materi yang disampaikan pada session awal oleh CEO Mediaguru Mohamad Ihsan sangat luar biasa! Beliau mampu mengelimimasi asumsi-asumsiku. Untung aku duduk paling depan sehingga bisa dengan cepat mengadaptasi keinginan narasumber. Terimaksih buat motivator saat itu Mas Febry Suprapto yang juga banyak mendesiminasikan pengetahuannya bagi kami para peserta yang masih polos dan belum tebal kalau membuat diksi. Semoga editor tidak semakin puyeng merangkai kata-kata yang telah kami ketik tanpa peduli EYD atau aturan apapun.

Merasa mengikuti kegiatan yang sangat bermanfaat saat itu, di masa menunggu giliran tanda tangan daftar hadir kegiatan. Aku mengirimkan pesan kepada seluruh anggota MGMPku melalui aplikasi media sosial, agar bersiap-siap menerima virus menulis sagusabu. Respon luar biasa kudapat dari rekan-rekanku yang menunggu kedatangan kami, dan mendesiminasikan ulang bagi mereka. Doaku waktu itu semoga dana pracetak dan pencetakan perdana yang kusiapkan cukup.

Kisaran dana penerbitan yang disampaikan oleh CEO MG melalui tampilan powerpoinnya, langsung ku screenshoot dan kukirim kepada bendahara pribadiku di rumah. Responnya luar biasa! Terbitkan, demikian pesan singkatnya. Bisa dibayangkan perasaanku saat itu, bagai setangkai bunga kapas yang melayang di udara, serasa menerima sepucuk surat merah jambu. Segera kukirim sinopsis, dan naskah cetak ketikanku ke email [email protected] sesuai petunjuk Pak Moh. Ihsan yang mendeadline tulisan kami dalam masa satu bulan.

Pagi jam 08.00 segera aku membawa balitaku ke bank untuk transfer biaya pracetak, maklum ibunya sejak jam 06.00 sudah berangkat menuju sekolah karena mempersiapkan diri sebagai pengawas USBN. Aku terus melakukan komunikasi dengan motivator menulis kami, Mas Febry yang meminta agar bukti transfer dikirim ke email [email protected] dan menunggu petunjuk selanjutnya. Sungguh aku berasa mempunyai energi baru, sama seperti energi yang kupunya 10 tahun yang lalu, saat belum kurasakan senut-senut di jemari dan lututku, saat mataku belum bertambah kuat minusnya, saat pinggangku belum terlalu melebar, saat pupil mataku masih kuat bertahan sampai subuh kala berhadapan dengan layar komputer.

Harapanku buku perdanaku, -mungkin termasuk jenis buku sampah, saking tipisnya- bisa terbit sekaligus membuktikan kata-kata magis dari pak Moh.Ihsan kalau mau jadi guru VIP dan guru yang menginpirasi, harus menulis buku. Aku yang bukan ahli menyusun kata-kata menjadi tulisan, pun terpukau dan akhirnya menyelesaikan ketikanku bukan sekedar untuk membuktikan aku bisa menulis, namun terlebih agar bisa menginspirasi kedua buah hatiku dan anak didikku agar lebih banyak lagi dalam berkarya, karena aku yakin sekali “GURU MULIA KARENA KARYA”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa semangat memiliki buku yang luar biasa, pasti bukunya nanti juga luar biasa, semoga segera selesai cetaknya pak dan bisa segera di jual ke teman dan kolega sesama guru dan teman lainnya

29 Mar
Balas

Amin, semoga bisa segera menyusul seperti Pak Ahmad Saihu dan yang lainnya

29 Mar



search

New Post