Mengharap HidayahMu
Tantangan gurusiana hari ke-1
Pagi itu seperti biasa, Inayah menunaikan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga. Setelah melaksanakan kewajiban menunaikan perintahNya, ia bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan anak-anak dan suaminya. Sebelum meninggalkan kamar, Inayah sempat melipat sajadah dan mukenanya dengan rapi. Kemudian ia letakkan di atas sarung suaminya.
Anak-anak sudah terlihat sibuk dengan aktifitas masing-masing, bersiap berangkat sekolah. Begitu pula dengan suaminya, sudah berpakaian rapi, siap berangkat mencari nafkah. Kemudian Inayah menyajikan sarapan diatas meja makan.
Setelah sarapan, Inayah masuk ke kamarnya untuk mengambil uang receh bekal anak-anak. Ada perasaan janggal ketika di dalam kamar. Kemudian Inayah memperhatikan sekitarnya, mengamati apa yang terlupakan. Mata Inayah tertumpu pada tumpukan mukena dan sajadah yang tadi ia lipat. Ah.. ya. Tiba-tiba terlintas dibenaknya, apakah suaminya sudah sholat? Karena tumpukannya masih persis seperti saat ia keluar kamar.
“Mas, tadi sudah sholat subuh kan?”, Inayah mencoba meyakinkan
“tentu dong”, jawab suaminya
“Tapi.. mas pakai sarung yang mana?” kembali Inayah bertanya dengan nada heran
“yang di kamar lah”
“kok, posisinya tidak berubah ya mas?'
Suami Inayah terlihat grogi, tapi segera ia menutupinya
“Lho, Ina lupa kali, nyimpen sarung mas dimana”
“Oh, iya mungkin ya mas. Aku tadi buru-buru ke dapur, sampai lupa menyiapkan sarung buat mas. Maaf ya mas,”
Inayah masih bingung. Ia merasa benar dan ingat betul posisi sarung suaminya. Namun ia tidak mau menyinggung suaminya. Ia tidak mau dituduh tidak percaya kepada suaminya
Keesokan harinya, Inayah sengaja menyimpan semua sarung suaminya di meja setrika, untuk memastikan kerisauannya. Ia ingin tahu apakah memang ia lupa, atau suaminya yang berbohong. Kembali kejadian hari kemarin terulang, Inayah melontarkan pertanyaan yang sama. Dan suaminya menjawabnya dengan jawaban yang sama pula.
Mas, tadi sudah sholat subuh kan?”,tanya inayah
“tentu dong”, jawab suaminya
“Tapi.. mas pakai sarung yang mana?” kembali Inayah bertanya dengan nada heran
“yang di kamar lah”
“Mas, Ina tidak menyimpan sarung di kamar, sarungnya Ina pindahkan semua ke meja setrika. Soalnya mau Ina setrika lagi, kusut semua”
Muka suaminya memerah. Kemudian ia membentak Inayah
“Kamu gak percaya sama suamimu? Urusan dengan Tuhanku bukan urusanmu. Kamu tak perlu tahu” teriaknya sambil membanting pintu dan berlalu meninggalkan inayah.
Inayah tertegun, tak mampu berkata-kata. Ia tidak tahu mengapa suaminya berani berbohong seperti itu. Ia hanya bisa berdoa “Ya Allah, sadarkan suamiku. Berikan hidayahMu”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, cerita yang keren Bu. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih bu.
Semoga cepat mendapat hidayah NYA Aamiinn
Aamiin. Hatur nuhun sista
Teh Esi, aq dah follow, follow balek ya..
makasih.siap
keren tuliannya teh. folow aku ya. Salam literasi !
Makasih mbak Heri. Ok