Esi murjasari

Esi Murjasari, Guru MAN 1 Kabupaten Bekasi. Lahir di kota Bandung, dan sekarang tinggal di Kabupaten Bekasi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sesal

Sesal

Mahesa, seorang ibu dengan tiga orang anak. Suaminya sudah lama tak bekerja. Karenanya, sekarang Mahesa menjadi tulang punggung keluarga. Sejak sang suami pensiun, otomatis Mahesa tak mampu membayar tenaga pembantu di rumahnya. Namun, ini tidak mengecilkan hati Mahesa. Karena ia berfikir, sekarang ada suaminya yang bisa berbagi tugas menjaga anak-anak.

Suatu hari, anak bungsu Mahesa sakit. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak. Beberapa kali terbangun karena rintihan sang buah hati. Mahesa kemudian mencoba menenangkannya dengan memberikan obat penurun panas. Sesekali mengganti kain kompres di kening anaknya.

Ketika pagi tiba, Mahesa sudah disibukkan dengan pekerjaan rutinnya. Sebelum berangkat kerja, sarapan sudah terhidang dimeja makan. Anak-anak pun sarapan dengan lahapnya, kecuali si bungsu. Mahesa mencoba membujuknya. Setelah itu ia memberikan obat penurun panas.

“Cantik”, begitu Mahesa memanggil si bungsu. “setelah minum obat, bobo ya. Ga perlu sekolah. Istirahat aja”

Si bungsu terdiam. Kemudian terdengar sesegukan, tangis si bungsu.

“lho, Kenapa?”, tanya Mahesa keheranan

“Aku mau sekolah ma, soalnya hari ini ada ulangan”. jawab si bungsu.

“Memangnya gak ada susulan?” tanya Mahesa.

“Ayu gak mau susulan mah, ga enak kalau ulangan sendirian” jawab Ayu

“Kenapa? Ga ada teman nyontek ya?” canda Mahesa

“Enak aja! Aku kan gak pernah nyontek ma”

“Iya, mama tahu”. ujar Mahesa. “ Ok. Kalo gitu, cantik minum obat dulu, nanti kalau di sekolah terasa ga enak, minta ijin pulang aja ya”

“Siap, mam”. jawab Ayu

Setelah selesai dengan urusan rumah, Mahesa siap-siap berangkat kerja. Saat pamit kepada suaminya, Mahesa berpesan,

“Pa, jangan kemana-mana ya, nanti takutnya Ayu pulang cepat. Kasihan kalau di rumah ga ada orang”

“Lho, papa kan dah bilang dari kemaren, papa mau kumpul sama temen SMP, SMA”

Buk.., hati Mahesa serasa berhenti berdegup. Sakit rasanya mendengar jawaban suaminya. Ini bukan pertama kali terjadi. Sering suaminya mengutamakan kepentingan pribadinya, dan mengabaikan keluarga.

“Lho, papa ini gimana. Ayu lagi sakit. Bisa ditunda dulu dong pertemuannya” Mahesa mencoba menawar keputusan suaminya.

“iya, iya. Nanti papa Anter ke sekolah” jawab suaminya sambil sedikit cemberut.

*****

Sore hari ketika sampai dirumah, Mahesa mendapati ayu tak sadarkan diri. ia panik, kemudian disentuhnya tubuh anaknya, terasa panas tinggi. Segera Mahesa mencari suaminya. Tapi sepertinya tak ada di rumah. Mahesa bergegas meminta bantuan tetangganya untuk membawa ayu ke rumah sakit. Walhasil, ayu harus dirawat.

Mahesa merasa berdosa. Sebetulnya ia tahu ketidakpedulian suaminya terhadap keluarga. Namun, ia masih saja berharap suaminya bisa berubah. Tapi hingga kejadian seperti ini, suaminya tak sedikitpun menunjukkan penyesalan. Padahal selama ini Mahesa sudah menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ia juga sangat perhatian terhadap anak dan suaminya, walau ia sibuk dengan pekerjaan, tapi ia selalu berusaha meluangkan waktu dan fikiran dirumah untuk anggota keluarganya.

Mahesa duduk disamping ayu yang sedang terkulai lemas. Infus dan selang oksigen menjadi acessories ayu saat ini. Tak terasa air mata menetes membasahi pipinya, teringat dua puluh tahun yang lalu. Mahesa memaksa orangtuanya untuk menerima pinangan lelaki yang sekarang menjadi bapak dari anak-anaknya. Bapa dan ibu sebetulnya tidak setuju. Namun karena mahesa memaksa, bapa dan ibu tak bisa berbuat apa-apa. Mahesa sangat mencintai lelaki ini.

“Tuhan, inikah ganjaran anak yang tidak menuruti orangtua?”, tanya mahesa dalam benaknya. “Bapa, Ibu, maafkan aku”, ucap Mahesa sambil mengusap derai air mata di pipinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap dah, menyentuh banget jadi ingat perjuangan orang tua ... sedih kangen orang tua nih

04 Aug
Balas

Hehe.. makasih sista.

04 Aug

Keren kisahnya ibu cantik... Orangbtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.. Kadang kita sang anak yang tidak begitu memahami keinginan mereka.. Mantap ibu.. Sukses selalu.. Salam

04 Aug
Balas

Terima kasih bunda. Selalu mensupport saya untuk berkarya lebih baik lagi. Sukses juga buat bunda

04 Aug

Cerita menyentuh Bunda. Salam literasi, sukses selalu.

28 Aug
Balas

Sedih bangeet. Apakah karma berlaku??

04 Aug
Balas



search

New Post