Air Mata dan Hujan
Air Mata dan Hujan
Hujan dadakan di pagi petang ini membawa sebuah kenangan pada satu tahun silam. Terpaan airnya membasahi akar tunggang menuju tanah terdalam, yang memendam rindu dan kesumat pada daun pandan. Hingga wanginya menyeruak dari arah pekuburan.
Aku bernyanyi mengikuti irama rinainya, berbarengan dengan tasbih digital yang ku pijat-pijat hingga menunjuk angka sembilan puluh sembilan. Aku sangat butuh dekengan .
Rob, aku ikhlas dengan luka ini. Karna ternyata luka ini mendatangkan air mata yang jatuhnya bersamaan dengan air hujan, yang menggugah gairah untuk berjuang. Kunyalakan lilin baru usai menjadi arang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar