Berpulang
Berpulang TantanganGurusiana_Hari_Ke_17
Siang ini udara terasa lebih panas dari biasanya. Walaupun mentari tidak bersinar terik. Tapi hawa panas menguar dengan pasti. Sehingga keringat mengucur cukup banyak membuat tubuh terasa bermandikan keringat.
Setelah selesai mengajar kami berencana melayat ke rumah salah seorang rekan tenaga pendidik yang ditimpa kemalangan. Meski hanya sekedar berbagi doa dan memberikan ucapan bela sungkawa pada keluarga dan sanak family yang ditinggalkan.
Rumah almarhum juga tidak jauh dari sekolah, sekitar 15 menit berkendara menggunakan motor dengan kecepatan sedang. Suasana yang cukup padat terlihat dari parkiran yang memadati halaman rumah almarhum hingga ke sisi jalan raya. Suatu pemandangan yang cukup mengharukan. Bisa jadi pertanda si Almarhum adalah sosok yang humble dan disenangi banyak orang.
Wajah yang penuh kesedihan, serta duka kehilangan sangat jelas terlihat dari raut muka keluarga yang ditinggalkan. Terlebih saat berpamitan pulang sesaat setelah membaca doa, terdengar kesedihan mendalam dan suara yang bergetar menahan isak dari pihak keluarga. Membuat kami yang melayat ikut larut dalam duka kehilangan yang begitu mendalam. Akhirnya kami beserta rombongan pamit pulang.
Sepanjang perjalanan pulang. Banyak sekali gelisah membuncah dalam ruang di benak saya. Mengingat betapa sebentarnya perjalanan di dunia ini. Saya semakin gelisah dalam keadaan seperti apa kiranya diri ini kembali?
Sudah siapkah diri dijemput? Ah... tentu saja saya merasa takut memikirkan itu. Bukan perihal takutnya akan kematian. Karena kita tau, memang sebuah kepastian tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Tapi saya takut, saat kematian menjemput saya belum ada bekal apapun. Saya masih sibuk dengan dunia yang menyibukan dari waktu ke waktu. Tanpa disadari jatah umur kian hari kian berkurang.ðŸ˜
Ah.... Betapa sebentarnya kehidupan kita di dunia ini. Lantas apa yang perlu kita sombongkan? karena nyatanya nyawa di tubuh kita sekalipun, bukanlah kita yang punya kuasa. Bila sampai waktunya, nafas akan terhenti tanpa bisa di kompromi barang sedetikpun. Tak kenal waktu, tak tau tempat apalagi ditawar.
Semoga almarhum ditempatkan disebaik-baik tempat kembali, semua amal kebaikan diterima Allah dan keluarga yang ditinggalkan bisa tabah serta ikhlas melepaskan beliau. Aamiin allahumma aamiin.
Mari kita gunakan sisa umur untuk menjadi lebih baik. Menyiapkan sebanyak-banyaknya bekal untuk kembali. Hari ini mungkin beliau, tak pernah tertutup kemungkinan kita bisa saja menyusul 50 tahun lagi, atau bahkan besok lusa. Wallahu a'lam bish shawabi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar