#Hari Kesepuluh

Sejak pulang dari sekolah aku tidak bisa melakukan pekerjaan yang terkait dengan menulis. Ada saja yang hal-hal yang menghambat. Mulai HP yang tidak bisa digunakan karena ketiadaan sinyal. Kemudian kunci rumah yang tidak ada karena seluruh penghuninya pergi. Ini mengharuskan aku menunggu di depan rumah beberapa lama sampai yang membawa kunci pulang.

Kurang lebih 30 menit anak ketigaku pulang. Rumah bisa dibuka. Tetapi aku belum bisa bekerja karena wifi di rumah juga mengalami gangguan. Dari pada menunggu aku berencana melanjutkan cerpen yang akan disiapkan untuk diterbitkan dalam bentuk antologi. Kucari-cari laptop, ternyata benda itu berada di dalam kamar. Kunci kamar dibawa suami. Akhirnya aku tidak bisa melanjutkan aktivitas menulis.

Kuputuskan untuk menyiapkan makanan lebih awal dari jadwal memasakku. Usai memasak waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Setelah melaksanakan ibadah, memandikan cucu, aku menunggu waktu sholat maghrib tiba. Kucoba buka HP dan menggunakan wifi. Keduanya tetap tidak bisa kugunakan. Akhirnya aku pasrah.

Setelah sholat maghrib segera kutunaikan kewajibanku yang lain yaitu mengikuti taklim. Selesai mengikuti taklim ternyata kondisi masih sama. Aku hanya bisa berharap mudah-mudahan sebentar lagi bisa. Rupanya harapanku terkabul. Pukul 21.25 wifi bisa digunakan. Mulailah aku menulis tantangan agar tidak terkena remidi. Tentu saja tulisanku jauh dari kualitas tulisan yang layak.

Dengan pengalaman itu aku berjanji dalam hati untuk betul-betul mengelola waktu dengan baik. Mudah-mudahan aku bisa melakukannya dan konsisten dengan janjiku.