Memimpin membutuhkan seni
Tantangan hari kedua
Sejak sore kemarin kucoba menata ulang kegiatanku hari ini mulai pagi hingga sore karena seharian ini agenda kegiatanku sangat padat. Tujuannya satu agar semua kegiatan terlaksana dengan lancar, punya cukup waktu untuk istirahat dan dapat menyelesaikan tulisan untuk menjawab tantangan hari kedua.
Jadwal pagi dapat kulalui dengan lancar sekalipun lupa membawa HP. Pukul 11.00 berangkat ke Kendal memenuhi tanggung jawab sosial bersama kepala TK dan KB untuk mempersiapkan pelatihan pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) yang saat ini sedang populer di kalangan AUM. Mengingat waktunya masih mencukupi, aku menyempatkan mampir dulu ke rumah ibu sekalian menengok kondisi adik yang baru saja terkena musibah jatuh dari motor beberapa hari yang lalu.
Sampai di sana kulihat adikku masih terbaring sengan telapak tangan terbalut belum bisa digerakkan. Sedangkan ibu dalam kondisi sehat. Setelah mengabarkan kondisi masing-masing aku berpamitan menuju tempat pelatihan.
Sesampai di sana suasana masih sepi belum ada seorang pun datang. Setelah saya tunggu sejenak, peserta mulai berdatangan. Acara segera dimulai. Kubuka acara pelatihan dengan singkat selanjutnya kuserahkan kepada nara sumber untuk menyampaikan materi pelatihan.
Kulihat peserta sangat antusias mengikuti kegiatan.Dalam waktu dua jam kegiatan dapat diakhiri. Setelah kututup kegiatan dan berkemas aku bersiap pulang. Setelah menunggu sejenak jemputan datang dan aku segera pulang.
Sampai di rumah segera kucari HP khawatir banyak pesan masuk yang perlu segera mendapat penyelesaian. Benar saja, begitu kubuka kudapati 103 pesan yang belum terbaca dan 4 panggilan tak terjawab. Kubuka satu persatu pesan yang ada. Ada pesan darurat yang harus kuselesaikan. Kukatakan darurat karena terjadi perselisihan antar anggota grup. Aku merasa terpanggil untuk menyelesaikannya dengan mencari win win solution,agar diantara mereka tidak ada yang merasa dikalahkan.
Dengan hati-hati kucari penyelesaan atas permasalahan tersebut. Satu persatu benang kusut permasalahannya kuurai. Alhamdulillah akhirnya mereka bisa mengerti dan menyadari kekeliruannya. Ternyata memimpin itu membutuhkan seni.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Seni kepemimpinan memang harus diketahui oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya asik
Benar Bu, ketika sudah menemukan seninya, asyik juga.