Esti Widayanti S. Pd.

Mengajar di SDN.Tawangrejo II Kab. Pasuruan Tepatnya di Kecamatan Pandaan.Pengangkatan PNS pada tahun 2008 .Berawal dari hoby menulis akhirnya dapat gabung deng...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kekuatan Cinta

KEKUATAN CINTA

Oleh Esti Widayanti WS

Kisah ini berawal dari sebuah daerah yang sangat rindang dan sejuk dibawah kaki gunung Ungaran. Disinilah awal kurajut sebuah cita dan Cintaku. Seorang gadis lugu yang berasal dari kota Pantai Selatan yang bernama Teluk Penyu..Aktivitasku sehari-hari adalah seorang mahasiswi di salahsatu perguruan tinggi Swasta di kota Ungaran. Untuk menyambung hidup dikota ini,selain kuliah aku mengajar di sebuah Taman kanak-kanak.Alhamdulillah honor yang didapat setiap bulan dapat sedikit meringankan beban hidup . Kebetulan uang bulanan dari orang tua sangat minim sehingga aku harus berusaha keras antara belajar dan bekerja. Orang tua saya hanyalah seorang guru sekolah dasar, yang pada waktu itu gaji sangat kecil .Beliau harus membiayai ke-7 anaknya,ada yang kuliah dan masih di SLTA. Kesederhanaan beliau dan semangatnya yang tinggi membuat kami sebagai anaknya menjadi kuat dalam menjalani tantangan hidup.

Ketika menginjak semester 2 barulah saya mengenal cinta.Saya mempunyai prinsip waktu itu bahwa pacaran hanya sekali, pertama dan yang terakhir. Ini yang membuat saya bertahan jomblo sampai akhirnya saya bertemu dengan kekasih . Seorang pria yang baik, pendiam dan taat beribadah yang berasal dari Kudus sebuah Kota santri .

Awal pertemuanya kalau dibilang sangat romantis, karena ini terjadi di Sebuah Goa bekas peninggalan penjajahan Jepang. Letak benteng tersebut di Gunung Ungaran. Kami dipertemukan dengan tidak sengaja, kami sama-sama bertugas dan mengikuti Pralaskar anggota Mapala sedangkan dia adalah salah satu anggota Resimen mahasiswa di perguruan tinggi kami. Di Goa tersebutlah kami saling mengenal satu sama lain. Hal yang terindah bahwa waktu itu saya benar-benar mengalami sesuatu yang belum pernah saya rasakan, jantung yang sangar berdebar dan keringat dingin selalu mengucur setiap dia menatapku. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama sampai kami turun dari gunung kemudian saya berada di tempat kost.

Teman sekamar saya Isa namanya bercerita bahwa dia sedang naksir cowok. Dia menceritakan dengan semangatnya sambil sekali-kali tersenyum malu.Dan yang membuatku kaget kok ciri-cirinya sama dengan pria yang baru kukenal di gunung.Ternyata benar kami mencintai pria yang sama. Isa adalah sahabatku yang paling baik, walau berbeda keyakinan Isa bersedia memeluk agama lain demi idaman hatinya . Ya Tuhan...maafkan aku yang telah jatuh cinta dengan pria idaman Isa. Walaupun begitu saya

untukku.Ketika kubuka isinya sekotak jenang kudus dan didalamnya ada sebuah tulisan yang

tetap mendukung Isa sampai sampai saya mengajari Isa cara beribadah karena keinginanya waktu itu.

Hingga suatu ketika, pas kami asyik mengobrol datanglah sebuah bingkisan masih kuingat sampai sekarang ini DUKAKU DIKAU DAKI,DIKAU DUKA DAKU DAKI beserta nama pengirimnya tertulis dengan jelas Aan. Dan akhirnya Isa mengetahui bahwa kami telah saling mengenal. Pada awalnya Isa marah tetapi akhirnya dengan lembut Isa mengatakan “Saya rela Aan menjadi milikmu, kamu adalah sahabatku ,Aan lebih mencintaimu daripada ke saya, mungkin saya hanyalah salah satu pengagum gelapnya”.

Saya berjanji kepada Isa untuk mencintai Aan dengan sepenuh hati. Pengorban yang dia lakukan untukku membuatku semakin mencintai Aan.

Kisah cintaku dengan Aan tidak berjalan dengan mulus.Kedua orang tua Aan tidak bisa menerima saya, karena beliau beranggapan saya bukan wanita yang baik untuk anaknya. Saya memaklumi penolakan orang tuanya, karena Aan adalah anak semata wayangnya.Jadi beliau menginginkan yang terbaik. Walaupun tidak direstui, kami tetap berpacaran secara sembunyi-sembunyi sampai akhirnya Aan dikirim ke Timor-Timur untuk mengikuti satgas Resimen Mahasiswa. Tiga bulan kami terpisah. Sebelum Aan pergi ke Timor-Timur,ibu Aan menemui saya. Beliau berharap kami tidak berhubungan lagi. Walaupun hati saya sangat sedih saya berjanji pada beliau untuk meninggalkan Aan

Disaat berjauhan itulah saya berusaha melupakan Aan. Saya berusaha melupakan kenangan yang indah ketika bersamanya. Kenangan bersama Aan walaupun banyak sedihnya ketimbang senangnya tapi saya tetap mencintai Aan. Bagi saya Dialah cinta pertama dan terakhirku.Walaupun kami berpacaran saya tetap membebaskan Aan untuk berpacaran dengan wanita lain supaya dia dapat belajar dan mengerti mencari istri itu tidak segampang mencari pacar. Supaya dia mengerti juga seorang kekasih yang baik adalah kekasih yang selalu mengerti dan menerima segala kekuranganya. Seorang kekasih dapat dijadikan penyejuk disaat pikiran sedang banyak masalah. Kami memang saling mencintai sehingga kami menginginkan yang terbaik untuk kami.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, kekuatan cinta kami akhirnya berujung kebahagiaan. Orang tua Aan mau menerima saya sebagai menantu. Dan akhirnya kami menikah. Segala doa sudah terjawab, kebahagiaan saya adalah ketika saya bersanding dengan pria yang selama ini menuntun saya untuk selalu dekat dengan sang Maha Pencipta Alam semesta. Berkat bimbingan Suamikulah saya menjadi seorang wanita yang lebih rajin beribadah.Makanya walaupun waktu pacaran kami banyak sedihnya, saya tetap memperjuangkan Aan. Pria yang baik yang selalu mengerti dan menghargai wanita. Pria yang tidak pernah marah dan bertutur kata sopan yang patut saya perjuangkan. Terimakasih Ya Allah SWT karena engkaulah kami dapat dipersatukan.

Tahun pertama diawal pernikahan kami lalui dengan keprihatinan. Disebuah kontrakan kecil kami tinggal. Walaupun hidup serba kekurangan kami sangat bahagia , yang terpenting kami bisa bersama tidak hidup terpisah. Gaji suami saya tidak sampai tengah bulan biasanya sudah habis, untuk itu saya harus pintar-pintarnya mengatur biaya hidup. Terkadang saya sangat sedih karena gelar kesarjanaanku tidak bisa untuk membantu suamiku mencari nafkah alias pengangguran tulen.Saya sudah berusaha mencari pekerjaan. Tidak pernah letih keluar masuk perusahaan mencari lowongan pekerjaan. Mungkin Allah SWT sudah berkehendak lain. Saya tidak pernah putus asa dengan kehidupan yang sedang saya jalani dengan suami. Setiap malam ketika suami tertidur lelap selalu kupandangi wajah suamiku. Betapa letihnya beliau mencari sesuap nasi untukku dan anakku. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rizky yang melimpah untuk suamiku.

Untuk merubah nasib suamiku resign dari perusahaannya dan pindah mengadu nasib di Jawa Timur. Akhirnya kami hidup terpisah, Suamiku berjanji kalau gajinya sudah cukup akan memboyong kami ke Jawa Timur. Sementara ini kami berdua tinggal bersama mertua di Kudus. Satu minggu sekali suamiku pulang. Dan ketika pulang itulah saya baru mengetahui kalau suamiku bekerja menjadi buruh harian lepas. Tiap harinya selalu dibentak-bentak oleh mandornya dengan kata-kata yang kasar. Mendengar itu saya merasa kasihan sekali, bagaimana tidak ? suamiku seorang sarjana, bahkan pernah di kirim ke Timor-Timur untuk melakukan Satgas memberi penyuluhan tentang kesehatan pada penduduk disana. Sekarang dia harus bekerja di suatu tempat yang sangat bertolak belakang dengan pendidikannya.

Memang hidup butuh perjuangan melihat keadaan suamiku yang serba kekurangan saya berinisiatif untuk mencarikan pekerjaan yang lebih baik. Tanpa sengaja saya baca harian Jawa Pos.Dimana disitu tertulis lowongan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan suami saya. Alhamdulillah atas kemurahan Allah SWT akhirnya suamiku pindah diperusahaan yang baru di Perusahaan Asing yang terletak di Kabupaten Pasuruan.

Kami bertiga kembali hidup merantau di tempat yang baru.Dengan setia saya menemani suami. Dengan berbekal baju sekoper dan alat masak seadanya, kami menempati rumah kontrakan baru. Hari-hari kulalui di Jawa Timur. Ternyata hidup di daerah orang sangat tidak menyenangkan, terutama kebiasaan di sini lain dengan kebiasaan di daerahku. Terutama gaya bicara dengan volume yang keras seperti orang marah-marah membuatku kadang merinding. Akan tetapi lama kelamaan saya baru menyadari bahwa mereka sangat baik dan peduli dengan keluarga saya terutama Ibu kost walaupun orangnya pemarah beliau sangat sayang kepada kami.

Terkadang saya ingin sekali ikut bekerja untuk membantu suami. Keinginan saya selalu saya utarakan kepada suami. Tetapi mau bagaimana lagi waktu itu usia saya sudah menginjak angka ke- 32 tahun, mana ada pabrik yang mau menerima saya. Sebenarnya saya malu terhadap diri sendiri dan keluarga saya di Cilacap.Orang tua sudah susah payah menguliahkan saya sampai selesai, tetapi saya masih menganggur. Terkadang disaat berkumpul dengan saudara – saudara di Cilacap, saya sangat minder. Saudara –saudara saya semua menjadi PNS, kehidupan mereka sangat baik. Untung saja orang tua tetap mendukung kami dan selalu bersikap adil sehingga pas kami ngumpul kami sangat menikmatinya.

Hingga suatu ketika disaat saya sedang berkunjung disalah satu paman saya ada suatu kejadian yang membuatku terpojok bahkan sampai saya menangis. Waktu itu di suatu pagi yang cerah, saya memandang kakak perempuanku yang sedang berhias dan mau berangkat kerja (Dia seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Atas). Kakakku sangat cantik dan menarik dengan menggunakan stelan seragam abu-abu. Tanpa sengaja saya berkata “Kak saya pingin jadi guru kayak kakak!.

Kakakku menghampiriku sambil tersenyum belum sempat kakakku menjawab, e...malah paman menghina sambil mengibas-ngibaskan tangannya dan berkata “Nggak mungkin kamu dapat bekerja, lagian umurmu sudah tua dan sudah mempunyai momongan lagi!”

Bagai disambar petir di siang bolong mendengar ucapan paman seperti itu langsung tercenggang seketika “Tolonglah hambamu ini ya Allah SWT. Hanya kuasamu yang menghendaki semua ini. Tidak ada hal yang mustahil bagimu”.

Dengan berat hati saya pulang ke rumah saya di Jawa timur. Saya tidak berani bercerita kepada suami, takut akan menanbah beban pikiranya.

Dengan duduk termenung didepan rumah kontrakan,saya memandangi kedua anak saya yang masih kecil-kecil. Waktu itu anak saya yang pertama berusia 3 tahun sedangkan yang kedua berumur 1,5 tahun. Saya pandangi buah hatiku yang sedang asyik bermain. Perasaan bersalah tiba-tiba muncul dari benakku. Saya sudah melahirkan mereka mengapa saya belum dapat membahagiakan mereka. Kedua buah hatiku tidak mempunyai mainan yang pantas , hanya pasir dan sendok untuk mereka mainkan di depan rumah.Kembali lagi saya mengadu kepada Yang Maha kuasa dengan doa- doa selalu kupanjatkan agar memberi yang terbaik untuk kami.

Alhamdulillah.... Allah SWT menjawab doa-doaku. Kembali lagi saya diberi anugrah sebuah cita-cita yang kuimpikan lama terwujud. Ini juga berkat tetanggaku yang menawari saya untuk mengajar di sebuah sekolah dasar. Waktu itu beliau membutuhkan guru bahasa inggris. Dengan senang hati saya menerima tawaran Ibu Rini.

Akhirnya saya menjadi guru walaupun tenaga honorer saya sangat bersyukur karena saya menginginkan semua itu. Menjadi seorang guru adalah keinginan terbesarku. Mengabdi pada ngara dan mencerdaskan anak bangsa adalah salah satu ibadah bagiku. Hanya selang 3 tahun saya menjadi tenaga honorer. Pas ketika usia saya genap 38 tahun saya diangkat menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Disaat terindah inilah orang tuaku sudah berpulang ke pangkuan Allah SWT. Dengan berlinang air mata kupersembahkan SK Pengangkatanku di pusara Ayah dan Bunda.Secarik kertas bersegel burung garuda inilah yang didambakan kedua orang tuaku. Dari dulu, terutama ayah, menginginkan saya menjadi seorang pegawai negeri sama seperti anak-anaknya yang lain. Mungkin di alam sana orang Tuaku bangga dengan keberhasilanku walaupun kuraih dengan susah payah.

Sekarang usiaku menginjak 48 tahun. Banyak sekali yang sudah kuraih saat ini. Anakku juga sudah bertambah satu. Kedua kakaknya sudah kuliah sedangkan si-bungsu masih duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Saya bahagia menjadi seorang istri dan menjadi seorang ibu. Suami dan anak-anakku adalah segala-galanya untukku. Mereka semua adalah penyemangat hidupku. Kekuatan cinta pada Allah SWT, pada suami, anak-anak dan saudara telah merubah kehidupanku menjadi lebih baik lagi. Anak-anak didikku adalah impian terindah untuk mengantarkan mewujudkan cita-citanya.

Mungkin segala kisah saya yang alami dahulu banyak memberikan hikmah besar dalam hidupku , dengan kesabaran dan cinta , kami akan mendapatkan sesuatu yang lebih besar dan berarti. Hidup biarkan seperti air yang mengalir, kita sebagai manusia hanya menjalani dengan keimanan dan ketabahan, karena Allh SWT Maha melihat dan Maha mendengar. Tidak ada sesuatu yang mustahil baginya. Seperti yang saya alami dari ibu rumah tangga tulen akhirnya dapat meraih impiannya (Seorang guru) di usia 38 tahun.

Kehidupan yang terkadang di atas kadang di bawah haruslah jadi penuntun yang positif, sehingga untuk ke depannya kita jadi lebih menghargai waktu untuk digunakan sebaik-baiknya. Dengan ibadah dan menyanyangi kaum yang lebih membutuhkan menjadi hidup lebih indah, Allah SWT Maha kaya, pasti akan memberikan dan memenuhi kebutuhan hambanNya, dengan usaha dan doa mudah-mudahan kita semua menjadi orang orang yang mulia. Mulia di hadapan-Nya juga mulia untuk sekitarnya.

Inilah sedikit coretan kisah hidupku , dari awal merangkak sampai saat ini. Sebagai manusia janganlah merasa bangga dan puas dengan apa yang kita raih saat ini, karena masih ada hari esok dengan segudang masalah yang siap menantang kita. Orang- orang yang menang bukan orang yang bergelimang harta , tetapi orang yang berhasil atau menang adalah orang yang dapat bermanfaat untuk orang lain .

Tamat

A.

B.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post