Etik Fadhilah Ihsanti

Bekerja di MIN 2 Kulon Progo ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Buku 'Ditikung Cinta'

Buku 'Ditikung Cinta'

Kembali ke Cinta

 

Saat ini ini aku hanya bisa melihatmu, namun tak bisa untuk bercanda dan berbagi cerita. Aku bisa melihatmu tersenyum, tapi senyummu itu bukan untukku, aku bisa melihatmu ceria, tapi keceriaanmu itu juga bukan karena aku. Aku bisa melihatmu tertawa, tapi tertawamu itu seolah menertawakan aku. Saat ini aku benar-benar dilema, dihadapkan dengan dinding kaca yang tak bisa aku tembus sehingga aku hanya diam terpaku belum mampu menentukan langkah.

 

Aku berusaha bahagia dengan kebahagiaanmu saat ini, berusaha tersenyum dengan keceriaanmu saat ini walau senyumku ini senyum kekecewaan. Kalau boleh aku  jujur sebenarnya bayangan dirimu selalu disetiap tatapan matamu. Bisa dikatakan “siang aku rindukan, malam aku impikan”. Kerinduan untuk bisa bersamamu dengan penuh keakraban dan keceriaan dan menjalani hari-hari indah bersamamu. Namun kerinduan hanya tinggal kerinduan, karena saat ini kamu terasa dekat dimata tapi jauh dihati, bayanganmu tak bisa aku raih.

 

Mungkin dengan mengabaikanku, kamu ingin mengukir kisah baru yang berbeda dengan  masa lalumu. Kamu takut kehadiranku dihatimu akan berakhir dengan kekecewaan seperti masa lalumu. Mungkin kamu ingin mencari kedamaian tanpa mengaitkan masa lalumu. Tapi kamu tak sadar bahwa aku merasa terbebani karena aku merasa pernah dihatimu walau hanya dalam kisah masa lalu. Mungkin aku akan terlepas dari beban kisahmu itu andai aku benar-benar bisa mewujudkan kisahmu dalam kehidupanku.

(Ditikung Cinta)

====

 

Semua orang punya kisah sendiri-sendiri, begitu juga dengan cinta. Untuk sampai kepada satu pilihan bukan tidak mungkin "cinta" harus berjalan jauh. Berkelana dari hati satu kehati yang lain, mengembara dan mencari sampai ke seberang lautan. Berkelana dari satu kota ke kota lain, bahkan rela mendaki tingginya gunung dan lebatnya hutan belantara. Hanya dan untuk mencari dimana "cinta"'berada. Kaki terus melangkah meskipun duri menusuk dan menghujamkan luka yang begitu dalam.

 

Namun ada juga sebagian orang yang lebih memilih hanya berdiam diri dan menunggu sampai "cinta" datang menghampirinya. Bersabar melewati waktu demi waktu, menghitung panjangnya hari tanpa ada kenangan indah yang tercipta. Lebih menikmati suasana sepi sendiri dalam keheningan malam. Berharap mentari yang bersinar besok pagi datang bersama "cinta" yang dinanti. Padahal bisa saja mentari besok pagi tak terlihat sinarnya lantaran tertutup mendung kelabu.

 

Ada dua sisi yang berbeda, namun hargailah perbedaan tersebut sebagai sesuatu yang indah. Bukankah pelangi itu indah karena warna-warna yang berbeda. Terserah jalan mana yang menjadi pilihan, itu adalah hak pribadi yang tidak bisa dipaksakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post