Momen lebaran tentu kita gunakan untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan sahabat. Saling berkunjung menjadi sangat penting mengingat selain momen lebaran masing-masing disibukkan dengan pekerjaan. Minimal setahun sekali kita luangkan waktu untuk mempererat tali silaturahmi.

Senangnya melihat hunian kerabat yang kian megah serta tanah yang kian meluas. Saya juga ingin memiliki rumah seperti ini, dalam hati saya berharap. Tapi sangat wajar jika mengingat kerja keras kerabat saya itu dengan menjadi TKW puluhan tahun.

Di kesempatan selanjutnya ketika kerabat saya tersebut berkunjing ke rumah, kami mengobrol banyak sekali. Ia bercerita bagaimana perjuangannya ketika berada di penampungan sebelum akhirnya diterbangkan ke majikannya. Saya baru tau bahwa sang calon majikan memilih sendiri mana pembantu yang akan dipekerjakan melalui foto saja.

Perjuangan berlanjut ketika sang TKW mendapat majikan yang kejam. Kenapa kejam? Dari tidak diberi jatah makan, bekerja hampir sepanjang hari, hingga makian dan umpatan ketika pekerjaan kurang sesuai. Itu masih belum seberapa jika dibanding majikan yang mau main tangan. MasyaAllah sedemikian beratnya perjuangan para pahlawan devisa kita.

Pelajaran yang dapat saya ambil adalah jangan hanya melihat menterengnya kesuksesan seseorang saja. Lihatlah juga bagaimana perjuangannya hingga mencapai ke titik itu. Dan tamparan juga bagi saya bahwa semua orang nekerja keras untuk kehidupannya yang lebih baik.