Etik Ulfianita Sari Ningsih

"Jika kamu bukan anak seorang raja, bukan juga anak seorang ulama besar, maka menulislah!" -Imam Al-Ghazali. Guru di MI Unggulan Darussalam Kabupaten Blitar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Ada Puisi Untukmu

Aku terbiasa akrab bergelut dengan aksara

Ketika bibir urung terbuka

Kupilih bersuara melalui kertas dan pena

Bukan untuk mendewakan rasa,

Tadi demikianlah aku bersuara

Kau datang dengan sangat tergesa

Seperti sekejap mata

Bahkan aku tak mampu melogika

Ketakutan dan keraguan kuabaikan saja

Waktu demikian cepatnya

Tak ada pujian yang berubah menjadi umpatan

Tak akan

Tiada kuizinkan aksaraku melukiskan

Kesalahan telah menjadi takdir Tuhan

Atau.. ah sudahlah,

Kuputuskan berkawan dengan keikhlasan

Dan memperjuangkan harapan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi

27 Jun
Balas

Pejuang aksara itu ibarat menari di atas kertas. Merangkai diksi untuk menyampaikan pesan. Keindahan sangat nyata. Rasa bahasa hati akan rangkaian huruf nan indah. Salam kenal dan salam literasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah buat bunda Etik

27 Jun
Balas

Puisi yang indah dan penuh makna. Semoga sehat selalu dan selamat berkarya.

27 Jun
Balas



search

New Post