Ety Rusyanti

Keinginan menjadi penulis begitu kuat setelah aku mengikuti kegiatan Sagu Sabu. Mengikuti tantangan menulis dan lomba yang diadakan media guru menjadi sarana ba...

Selengkapnya
Navigasi Web
Putriku Ternyata Seorang Penulis bagian 1 ( Tantangan menulis hari ke 78)

Putriku Ternyata Seorang Penulis bagian 1 ( Tantangan menulis hari ke 78)

Putriku Ternyata Seorang Penulis bagian 1 (Tantangan menulis hari ke 78)

Umi udah punya bahan tulisan buat hari ini belum? tanya putriku pagi tadi.

Belum .. jawabku sambil garuk-garuk kepala seolah mencari ide. Aku memang belum tahu mau nulis apa. Belum ada yang istimewa untuk dijadikan bahan tulisan.

"Aku titip tulisan di guru siana boleh ga mi?" lanjutnya. Ia tahu kalo aku aktif menulis di guru siana

"Hah? .. serius kamu mba" seolah tak percaya dengan apa yang aku dengar, aku menghampirinya dan memandangi wajahnya. Jangankan menitipkan tulisannya untuk ditampilkan, selama ini aku tidak pernah diperbolehkan membaca tulisannya.

"Boleh banget mba, coba umi liat tulisan kamu." aku buru buru menjawab sebab khawatir ia berubah fikiran.

Selama ini putriku memang rajin menulis bahkan jauh sebelum aku bergabung dengan media guru dia sudah menulis. Hanya aku tidak pernah boleh membaca tulisannya.

hari ini tidak ada angin tidak ada hujan dia menyodorkan tulisannya untuk di tayangkan di media guru. Ups senang sekali aku. Yuk baca tulisan putriku

Berbeda

Bertemu denganmu dan jatuh cinta padamu adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu selalu hadir dalam mimpi? Selalu terlintas dalam fikiranku?

Pertemuan pertama kita. Singkat. Namun sungguh memberikan kesan terdalam untukku.

Kamu.. siapa kamu sebenarnya?

Matamu, senyummu, bahkan suaramu, masih terekam dalam memoriku.

Saat itu aku hanya bisa terpaku saat kamu menatapku. Sungguh aku belum pernah melihat tatapan yang meneduhkan seperti tatapanmu. Senyummu, belum pernah aku lihat senyum memabukkan seperti milikmu yang membuatku ketagihan untuk terus melihatnya. Dan suaramu, sungguh seperti melodi yang indah yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Bahkan hanya kalimat "Sama-sama" yang kamu ucapkan, entah mengapa terdengar seperti lagu cinta yang merdu.

Berlebihan? Tidak. Jika kalian fikir aku mendeskripsikannya secara berlebihan maka kalian salah. Karena memang seperti itulah kenyataannya, bahkan mungkin ungkapanku untuknya masih belum cukup. Karena dia terlalu sempurna di mataku.

Sempurna. Adakah manusia yang sempurna di dunia ini? Ada. Dan tentu saja bagiku dia termasuk manusia yang sempurna di mataku.

Tidakkah kalian penasaran siapa orang itu? dia hanyalah seorang gadis yang menggunakan penutup kepala berbahan kain yang lebar, -yang belakangan ku ketahui bernama jilbab- gadis sederhana dengan mata indah dan senyum menawan. Suatu saat nanti aku pasti akan menemukanmu. Ya pasti. Aku percaya itu.

One year later

Setahun sudah berlalu. Kehidupanku pun berubah total. Aku yang dulunya bisa hidup bebas di negara asalku, sekarang harus bisa menyesuaikan diri di negara orang. Setahun sudah aku tinggal di Indonesia dan meninggalkan negara asalku, korea hanya karena suatu alasan sepele. Ibu. Itulah alasan mengapa aku rela terbang jauh berjuta-juta mil meninggalkan tempat kelahiranku menuju tempat asing yang belum pernah ku pijaki sebelumnya. Hanya untuk melepas rindu dengan wanita sudah melahirkanku ke dunia ini. Jika kalian bertanya apakah ibuku orang indonesia, makanya jawabannya adalah iya.

Setahun sudah ku jalani hidupku di sini, dan sedikit-sedikit aku mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan di sekitarku, dengan bantuan ibu tentunya. Sekarang aku sudah tidak canggung lagi untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahasa Indonesiaku pun sudah lancar, biarpun logat koreaku masih kental.

Dan setahun pun sudah berlalu, tetapi aku belum bisa melupaknnya. Aku belum bisa melupakan gadis itu, gadis dengan mata indah dan senyum meanwannya, serta jilbab yang di kenakannya. Sejak bertemu dengannya hingga sekarang belum pernah sedetikpun aku melupakannya dan bahkan memimpikannya, bayangan akan dirinya selalu hadir mengusik hari-hariku. Tapi jujur aku tidak terganggu akan kehadirannya dalam khayalanku, karena sejujurnya aku sangat menikmatinya. Menikmati setiap detik untuk memikirkannya dan merindukannya, mungkin. Pantaskah aku mengucap rindu untuknya? Yang bahkan aku tidak tahu siapa namanya. Bahkan kadang aku berfikir, apakah gadis itu nyata? Benarkah dia sungguh ada? Ataukah dia hanya khayalanku semata? Ah, aku benar-benar merindukan saat pertemuan pertamaku dengannya. Merindukan tatapan teduhnya, senyum menawannya dan suara merdunya. Sungguh ini membuatku gila, aku merasakan rindu pada seseorang yang tidak ku kenal. Hanya lima menit kami bertemu dan dia sudah berhasil membuatku merindukannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren putrinya...berbakat jadi penulis ..hebat

31 May
Balas

Terima kasih bu

31 May

satu kata untuk Soffi....kerrrreeen...

31 May
Balas

satu kata untuk Soffi....kerrrreeen...

31 May
Balas

Luar biasa, salam

31 May
Balas

Salam kembali pak

31 May

Terima kasih.Salam kembali bu

31 May

Keren menewen

31 May
Balas

Terima kasih bu

31 May



search

New Post