Lama tidak berjumpa dengan siswa memunculkan kerinduan di dada. Ada rasa sedih ketika mengingat bahwa perpisahan antar kami dengan siswa kelas 9 adalah perpisahan yang cukup menyedihkan. Berpisah tanpa seremoni kata seorang penulis media guru. Berpisah tanpa ada kata perpisahan. Hiks..

Selama ini kami memang sudah terpisahkan dengan murid-murid kami. Semua konsep yang sudah kami susun kandas diterpa pandemi. Dari mulai rencana ujian sekolah baik tulis maupun praktek sampai ujian Nasional semua kacau balau.

Kami diminta tetap tenang di rumah demi memutus penyebaran virus tersebut. Walaupun berat tapi kami tetap melaksanakan anjuran tersebut.

Aku ke sekolah sebenarnya untuk membantu teman dalam mengolah nilai ijazah dan rapor. Tanpa sengaja pandanganku tertuju pada tumpukan soal Ujian sekolah. Soal-soal tersebut siap untuk dibagikan ke siswa saat ujian sekolah. Namun apa daya , dua hari sebelum rencana itu dilakukan kami terpaksa harus belajar di rumah karena covid sudah mulai memakan banyak korban. Soal yang malang .. sampai kapan kau menunggu siswa siswi berjibaku denganmu?

Kuamati tumpukan soal dan LJK yang masih tersusun dengan rapi. Serapih mba-mba TU dalam menyusun soal tersebut. Aku menghitung-hitung nilai rupiah yang dikeluarkan untuk mencetak soal tersebut. Pasti banyak. Mubazir demikian fikirku. Tapia pa mau dikata daripada kita pksakan masuk lalu ada yang tertular pasti resikonya lebih mahal dari harga tumpukan soal soal tersebut.