Pada hari minggu yang cerah, Diqy dan Penjol ingin membersihkan taman di samping rumah. Rumput-rumput sudah menjulang tinggi menutupi tanaman di sekitarnya. Ada bermacam-macam bunga di taman, ada bunga mawar, bunga matahari, bunga dahlia, bunga nusa indah, kemuning. Bahkan di pinggiran kebun ditanam lidah mertua yang dikenal sebagai penangkal polusi udara, sebab rumahnya dekat jalan raya. Begitu indah seharusnya , namun sayang akhir-akhir ini Diqy dan Penjol tidak sempat merawat karena kesibukannya. Sehingga terlihat seperti hutan yang gersang tidak nampak indah seperti biasanya.

Berdua langsung bergegas ke taman, mumpung hari belum terasa panas. Mereka berbagi tugas agar membereskan taman segera selesai dan indah. Diambilnya peralatan kebun dan menyambungkan selang ke kran air untuk menyiram tanaman yang sudah dibereskan nantinya. Biar tidak bolak balik dan mengotori teras rumahnya. Diqy asyik mencabuti rumput-rumput liar, Penjol membereskan daun-daun yang sudah mulai menguning. Dikumpulkannya sampah di lubang pojokan taman sekalian untuk kompos.

Hari semakin siang, Penjol siap-siap menyalakan kran untuk menyiram tanaman agar segar kembali. Diam-diam Diqy memperhatikan kenapa Penjol jalannya pincang sambil menyeret selang air ke tengah, agar dapat menjangkau semua tanaman. Bukan tamannya yang sangat luas tapi selang airnya yang kurang panjang. Tiba-tiba Penjol teriak, “ Duuuh sial Diq…kakiku menginjak kotoran kucing,” sambil menutup hidung dan terus menyiramkan air ke kakinya.

Jamrud,28/6/2020