KANGEN BUBUR AYAM
Kegigihan berdagangnya tidak diragukan lagi. Setiap pagi antara jam 08.00 - 09.00 dia selalu lewat. Ada yang beli maupun tidak ada yang beli. Dia memakai sepeda motor dengan membunyikan klaksonnya. Tet…tet…tet…
Akan tetapi sudah dua bulan dia tidak berdagang . Sebelum puasa ada larangan pedagang keliling tidak boleh masuk komplek. Sebulan lagi karena bulan Ramadhan.
Setelah hari ketujuh setelah lebaran dia mulai berdagang. Dengan suara motor dan klakson yang khas. Saya langsung memastikan apakah benar tukang bubur ayam yang lewat. Ingin rasanya mencicipi sarapan pagi dengan bubur ayam hangat.
Bubur ayam yang dijual berbeda dengan yang lain. Bubur yang disajikan tanpa kuah. Rasanya gurih tapi tidak eneg dimulut. Merupakan perpaduan rasa yang khas. Sehingga banyak pelanggannya. Bahkan kalau kita sudah lapar dipagi hari bisa telpon untuk didahulukan sebelum keliling ke tempat lain.
Bubur nasi ditaburi tongcai, potongan cakwe, suwiran ayam, bawang goreng, daun seledri dan kerupuk. Ditambah sambal yang kental menambah khas rasa bubur itu. Enak sekali. Harganya sangat terjangkau. Satu porsi Rp. 7.000 Dengan porsi yang tidak terlalu besar pas buat sarapan.
Pagi ini tukang bubur lewat agak siang. Sengaja saya tidak telpon walaupun pengen sarapan bubur. Sabar menunggu sampai dia datang. Harus buru-buru buka pintu memang, kalau tidak dia akan cepat pergi.
Akhirnya sebelum ambil mangkok saya pun buka pintu sambil berteriak “Bang, bubur” dia pun menjawab “ Iya bude”. Lucu ya sampai penjual buburpun memanggil saya bude. Kenapa? Karena diantara tetangga yang tinggal di komplek saya dianggap lebih tua. Dan anak-anaknya pun memanggil saya bude. Alhasil pedagang bubur pun ikutan.
Tukang bubur ini sangat patuh aturan yang disampaikan oleh Pak RT. Pakai masker. Dan selalu jaga jarak. Iya caranya mangkok kita taruh baru dia ambil. Begitupun setelah selesai dia taruh kita ambil. Termasuk uang pembayarannya.
Orangnya ramah dan suka menyapa. Tidak harus selalu beli. Seperti hari ini sambil mengisi mangkok diapun menyapa “Bude sehat?, nggak pulang kampung ya de? Maaf lahir dan batin ya. Saya pun menjawab “Alhamdulillah sehat,sama-sama ya bang”
Karena sudah selesai melayani saya dan yang lain diapun berkemas. Sambil berkata “saya harus berjualan, sudah lokdown 2 bulan bude”. Saya lanjut ya bude begitu dia berpamitan dengan saya. Iya bang semoga habis buburnya ya. Semoga kerjakerasmu menjadi rejeki yang berkah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap, tulisan yang penuh inspratif, salam.smg sukses