“Ayo bil…,” teriakan Fairuz memberikan semangat pada Nabil temannya. Suasana riuh dan bahagia hanya dengan bermain bulu tangkis antar tetangga. Permainan bulu tangkis ini sangat heboh karena bagaikan permainan bulu tangkis yang sesungguhnya. Seperti ada wasit, komentator, dan penonton.

Permainan bulu tangkis ini dilakukan oleh beberapa anak dan orang tua. Yang menjadi wasit berperan seperti melihat dan meneliti permainan sang pemain. Yang menjadi penonton berperan sebagai yang memperhatikan dan pendukung. Sedangkan komentator berperan menjadi seseorang yang menciptakan suasana heboh semakin menambah keseruan sebuah permainan.

Yang berada di permainan tersebut ada saya, Iyo, Nabil, Fairuz, Ibu Damar, Firly, dan Hikari. Permainan dimulai dari Iyo yang memulai service bulu tangkis. “Aku mulai duluan ya” kata anak Iyo kepada Firly. Lalu permainan dimulai. “Udah Iyo aku udah lelah ganti Nabil ya” kata Firly yang sudah lelah. Permainan terus berlanjut hingga sore.

Semua anak dan orang tua sangat senang memainkan bulu tangkis ini. Yang belum kebagian bermain, dia akan memainkan permainan yang lain sambil menunggu bagiannya. “Yang belum main, itu ada bola basket ama futsal main aja dulu sama Damar juga” kata Fairuz. Akhirnya semua bergiliran main. Suasana sore ini sangat riuh,mem bahagiakan dan heboh. Akhirnya permainan bulu tangkis mencapai sudutnya. Cock bulu tangkis tersangkut di atap rumah yang sangat tinggi. Beberapa anak sudah tidak dapat meraihnya lagi. “Eh kita kan masih ada stok Cock bulu tangkis, kita pakai aja” kata Nabil yang mengeluarkan pendapat. Lalu Fairuz membalas “bisa sih tapi sudah mau adzan, jadi kita sudahi saja permainannya”. “oh, ok deh” jawab Nabil setuju. Akhirnya permainan sudah selesai, adzan berkumandang, semuanya pulang kerumah masing-masing. Apapun yang dilakukan hari ini adalah hal yang sangat menyenangkan.