Kisah Ahmadun
Pagi itu Ahmadun berangkat sekolah dengan mengendarai sepeda reotnya.
Bapak Ahmadun yang sudah renta itu pun juga bergegas berangkat ke sawah dengan berjalan kaki.
Ibunda Ahmadun pun menjajakan kue gorengan dari rumah ke rumah.
Dua adik Ahmadun yang bernama Agung dan Yuli berangkat sekolah dengan berjalan kaki.
Maklum tempat sekolah adiknya tidak jauh dari rumah. Dengan terengah-engah, Ahmadun pun sampai di sekolah yang berjarak 10 km dari rumahnya.
Seperti biasa, Tuty sebagai wali kelas Ahmadun mengajar di kelas dengan penuh kesabaran.
Tuty mengajar mata pelajaran matematika yang sering dianggap sebagai momok.
Namun bagi Ahmadun, justru sangat menyukai.
Terbukti dari hasil evaluasi Ahmadun selalu mendapatkan nilai yang terbaik.
Waktu terus berjalan, sampai akhirnya Ahmadun harus melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar