Euis Rohayati

Saya adalah guru yg bertugas di SMPN 1 Pangandaran, sekolah yg terletak di pesisir pantai Pangandaran yg eksotis, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Menulis mer...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar dengan TTS, Siswa Senang Guru Tenang
Siswa sedang berdiskusi kelompok dalam mengisi TTS

Belajar dengan TTS, Siswa Senang Guru Tenang

Hujan mengguyur Pangandaran pada jumat ini sejak subuh. Cuaca yang dingin tidak menghalangi sejumlah siswa untuk tetap berangkat ke sekolah. Rutinitas pagi setiap jumat , siswa tetap melaksankan salat Duha. Namun biasanya dilakukan secara bersama-sama di lapang basket, karena lapangnya basah maka kali ini mereka melakukannya di musola sekolah secara bergantian. Dilanjutkan dengan kegiatan halaqoh Qur'an yang dilaksanakan di kelasnya masing-masing.

Tiba saatnya saya masuk kelas 7B. Terdapat beberapa siswa yang tidak masuk karena sakit dan izin. Siswa yang berada di kelas terlihat sedang mengobrol. Setelah saya mengondisikan kelas kemudian kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa. Selanjutnya saya menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa pada hari ini. Materi pembelajaran hari ini yaitu Karakteristik Daerah dalam NKRI. Materi ini kalau saya jelaskan tentu banyak siswa yang mengantuk, apalagi dengan kondisi masih hujan dan cuaca dingin. Maka untuk belajar PPKn hari ini saya berinisiatif untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan Teka Teki Silang (TTS).

Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat orang. Pembentukan kelompok ini dilakukan dengan berhitung dari 1 sampai 7. Siswa yang menyebutkan angka satu berkumpul dengan temannya sehingga menjadi kelompok 1. Begitupun siswa yang lainnya, sehingga dalam satu kelas terdapat 7 kelompok. Tiap kelompok dibagi lembar kerja yang berisi soal TTS. Kemudian siswa mengerjakan soal TTS tersebut dengan berdiskusi bersama anggota kelompoknya. Untuk mencari jawabannya siswa boleh membuka buku pelajaran terkait materi yang dipelajari.

Selama berdiskusi kelompok mereka antusias untuk mencari jawaban dari soal yang diberikan untuk ditulis dalam kotak TTS. Mereka saling berbagi mengenai materi yang diketahuinya. Sebagian besar siswa di kelas ini sudah mengenal TTS. Bagi siswa yang baru pertama mengenal TTS akan menjadi pengalaman baru mereka dalam belajar.

Dulu TTS sering ditemui pada media cetak seperti koran. Namun seiring waktu, koran sudah banyak yang tidak terbit lagi maka TTS pun menjadi tidak dikenal lagi. Sebenarnya TTS pada masa sekarang sudah banyak ditemui dalam berbagai aplikasi yang dapat diunduh di internet. Tetapi untuk kepentingan belajar, siswa banyak yang tidak menggunakannya. Maka saya memperkenalkan TTS ini sebagai salah satu strategi pembelajaran agar siswa mendapat pengalaman baru dalam belajarnya.

Dampak dari pemberian TTS pada siswa selama pembelajaran saya, terutama mata pelajaran PPKn, siswa lebih mandiri dalam belajar. Artinya untuk mencari kata kunci dari jawaban TTS tersebut maka mau tidak mau siswa harus membaca materi terlebih dahulu. Sedangkan pada pembelajaran sebelumnya, untuk membaca materi siswa harus disuruh dulu oleh guru. Selain itu jika mereka menemukan jawaban yang tidak sesuai dengan jumlah kotak yang tersedia, maka mereka harus mencari jawaban lain yang serupa tetapi sesuai dengan jumlah kotak yang ada. Maka dalam proses ini siswa dituntut untuk berpikir kritis dan memperkaya wawasan mereka. Sumber belajar pada materi ini tidak hanya dari buku pelajaran saja, tetapi dapat ditemukan pada peta wilayah Indonesia atau sumber lain yang relevan.

Keuntungan dari pembelajaran dengan menggunakan TTS ini, guru menjadi leluasa untuk memperhatikan siswa saat berdiskusi, melakukan penilaian sikap terhadap mereka, dan pembelajaran tidak berpusat pada guru. Peran guru di sini sebagai fasilitator yang mendampingi siswa dalam belajar. Jika ada siswa yang membutuhkan penjelasan terkait materi, maka guru siap melayaninya sesuai kebutuhan siswa. Maka pembelajaran ini benar-benar berpusat pada siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan TTS dapat diaplikasikan pada mata pelajaran lain sesuai dengan kebutuhan. Siswa menjadi senang karena belajar tidak monoton atau membosankan, dan mendapatkan pengalaman baru yang dapat menambah semangat belajar. Begitu pun dengan guru pengajar, peran di kelas tidak menjadi sentral sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berpihak pada anak.

Pangandaran, 1 Desember 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post