Ngabuburit Pasti Burit
Di bulan Ramadan ini umat muslim di seluruh dunia menjalankan salah satu rukun Islam yaitu menunaikan ibadah puasa sebulan penuh. Jam kerja pun dikurangi untuk menjaga kekhusyukan dalam berpuasa. Pada saat memulai kerja ada kebiasaan baru yang dijalani, yaitu melakukan kegiatan tadarusan dan kultum (kuliah tujuh menit). Hal ini dilakukan untuk menambah nilai ibadah karena di bulan suci ini pahala ibadah berlipat-lipat, sehingga banyak umat muslim yang merindukan bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadan.
Hadirnya bulan puasa sudah pasti identik dengan Ngabuburit. Istilah ngabuburit cukup populer di kalangan orang Sunda di Jawa Barat sejak lama. Namun sekarang istilah ini sudah menyebar ke wilayah lain di luar Jawa Barat. Hal ini tidak terlepas dari peran media yang sangat besar dalam menyebarkan istilah ini.
Ngabuburit berasal dari kosakata Sunda yaitu kata burit yang berarti sore atau petang. Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari atau menjelang magrib. Berdasarkan kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit atau bersantai sambil menunggu waktu sore.
Zaman dulu waktu saya kecil, anak-anak mengisi kegiatan ngabuburit diisi dengan permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan/lodong atau meriam bambu. Ada juga yang bermain gobag sodor, sapintrong, dan ucing sumput (petak umpet). Selain itu para remaja biasanya jalan-jalan untuk mencari makanan tradisional untuk takjil. Jalan-jalan disini artinya jalan kaki menuju tempat pedagang berjualan. Di sinilah indahnya menikmati suasana ngabuburit. Tidak seperti sekarang jalan-jalan selalu menggunakan kendaraan bermotor yang berseliweran seperti konvoi.
Seiring perkembangan zaman, istilah ngabuburit kini sudah menyebar ke luar daerah Jawa Barat. Hal ini tidak lepas dari peran media yang sangat besar dalam menyebarkan istilah tersebut. Sekarang kegiatan ngabuburit disesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing. Aktivitasnya pun tidak sekedar jalan-jalan menikmati sore atau dengan bermain, tetapi ada yang diisi dengan bagi-bagi takjil gratis, kajian keagamaan, dan lain-lain.
Orang yang berpuasa pasti sorenya ngabuburit, tapi yang ngabuburit belum tentu mereka semua berpuasa. Hehe...
Pangandaran, 24 Maret 2023/2 Ramadan 1444 H
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar